Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Kampung Bendera di Tengah Pandemi yang Berkepanjangan

Kompas.com - 13/08/2021, 17:30 WIB
Reni Susanti,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Aji (45 tahun) tampak sibuk. Sambil duduk di kursinya ia menginstruksikan pekerjanya untuk memindahkan barang.

Di bagian lain, para pekerja membereskan barang untuk diangkat ke berbagai daerah. Mulai dari Sumatera, Jawa, hingga daerah lainnya.

Ada pula yang merapikan mesin, ataupun membersihkan sisa-sisa bendera yang tidak terjual. Semua dirapikan agar rumah konveksi ini terlihat bersih.

Baca juga: Mengintip Kesibukan Paskibra Kota Bandung Jelang Pengibaran Bendera 17 Agustus

Bagi Aji, awal Agustus adalah saat-saat tersibuk bagi dirinya, 30 pekerjanya, dan kampung bendera di Leles, Kabupaten Garut.

Sebagai orang yang memproduksi bendera merah putih, bulan Agustus adalah saatnya panen. Walaupun penjualan tahun ini tidak sebanyak kondisi normal.

"Tahun ini saya hanya menjual 75 persennya dari kondisi normal (2019), tapi alhamdulilah, sudah laku pun bersyukur," ujar Aji kepada Kompas.com, Rabu (11/8/2021).

Baca juga: Sempat Terlihat di Dreamland, Seorang Perempuan Hilang di Gunung Kareumbi Bandung

Aji mengaku sempat waswas saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diberlakukan Juli lalu. Karena selama Juli tidak ada pembelian secara offline.

Baru 1 Agustus 2021, pembelian mulai berdatangan. Paling banyak dari daerah Sumatera Selatan seperti Palembang dengan nilai miliaran.

Sisanya dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Namun ada beberapa daerah yang pembeliannya menurun drastis. Seperti Jakarta dan Bandung.

"Jakarta penurunan penjualannya sampai 70 persen, Bandung 60 persen turun. Mungkin karena kantor banyak yang tutup," ungkap dia.

Penjualan tertingginya tahun ini ada tanggal 1-5 Agustus 2021. Setelah itu jualan agak landai dan berhenti pada 11 Agustus 2021 karena barang habis.

Aji mengungkapkan, sama seperti tahun sebelumnya, ada 20 jenis bendera yang dijual. Seperti bendera biasa, bandir atau umbul-umbul, hingga background.

Harganya beragam, tergantung dari jenis bahan, desain, dan ukuran. Secara keseluruhan ia jual pada harga Rp 4.000-100.000.

Besaran harga jual tersebut masih sama dengan tahun sebelumnya. Itu tidak sebanding dengan harga bahan baku yang naik.

Seperti naiknya harga satu gulung kain dari Rp 600.000 menjadi Rp 640.000.

"Saat seperti ini nggak mungkin naikin harga. Jadi walau bahan baku naik, harga jual bendera tetap sama. Saya ambil margin tipis," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contra Flow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contra Flow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Viral, Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Viral, Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com