Aji mengaku memulai bisnis bendera dari tahun 2012. Itu pun tidak sengaja memulai bisnis bendera karena ia ditipu oleh rekan bisnisnya.
"Saya menyimpan uang pada seseorang untuk bisnis bendera. Ternyata dia ga jujur. Jadi saya terjun langsung di bisnis ini. Kerugian dari bisnis bendera harus kembali dari bendera," ungkapnya.
Bisnis bendera bukan hal baru di daerah Leles ini. Ada empat pengusaha besar yang bermain di bisnis ini, salah satunya Aji.
Selain 30 pekerja yang ada di konveksi, ia mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga di sekitarnya untuk menjahit di kediaman mereka.
Biasanya, Aji menyerahkan mesin jahit dan bahan baku kain bendera yang sudah dipotong. Setelah selesai, para ibu rumah tangga ini menyerahkan hasil jahitnya ke Aji sambil mengambil bayaran.
Selain itu, ada pula warga yang mengerjakan bendera untuk dijual sendiri.
Banyaknya orang yang bekerja dan berbisnis di bidang bendera membuat daerah ini dinamai Kampung bendera sejak lama.
Bahkan ada yang bilang, daerah ini mulai memasarkan produknya ke berbagai daerah sejak 1970-an.