Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Kompas.com - 03/05/2024, 15:00 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - S (14), seorang siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Sukabumi, Jawa Barat ditangkap atas kasus pembunuhan tetangganya sendiri, MA (7).

Korban sempat dilaporkan hilang pada 16 Maret 2024 dan ditemukan dalam kondisi tewas pada 17 Maret 2024.

Dari hasil penyelidikan, ternyata korban tewas dicekik oleh pelaku. Tak hanya itu, pelaku juga melakukan kekerasan seksual pada korban.

Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Ari Setywan Wibowo, mengatakan, tindakan pembunuhan dan pelecehan terjadi pada saat MA akan pergi ke warung setelah menonton TV di rumah tetangga.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

"MA pun pamit mau jajan kepada temannya. Sekitar pukul 09.00 WIB korban diikuti oleh terduga pelaku dan korban berjalan ke arah kebun pala," ujar Ari dalam Kamis (2/5/2024).

Lalu pelaku S menyeret korban ke tengah kebun pala.

"Korban langsung diperlorotkan celananya dan korban langsung berontak, hingga akhirnya dicekik menggunakan celananya," kata Ari.

Dalam kondisi lemas, korban disodomi oleh pelaku.

Setelah melakukan aksi bejatnya, pelaku mencari dan mengikat daun kemangi bersama temannya yang saat itu menonton televisi.

"Sekitar pukul 11.00 WIB, pelaku S kembali ke kebun pala untuk memastikan korban. Saat itu kondisi tidak bernyawa. Kemudian melakukan sodomi keduakalinya terhadap korban," tutur Ari.

Baca juga: Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Setelah itu pelaku membuang jasad korban ke jurang yang lokasinya tak jauh dari lokasi kejadian.

"Korban saat itu langsung diseret dan dibuang jurang (TKP) lokasi ditemukan MA meninggal. Kemudian pelaku meletakkan sandalnya di TKP," kata Ari.

"Korban meninggal akibat kekerasan tumpul di bagian leher dan ototnya sehingga menimbulkan kekurangan oksigen dan mati lemas," tambah dia.

"Kemudian adanya luka lecet di bagian dubur atau area lubang lepas korban, diduga adanya kekerasan seksual," ungkap Ari.

Hal senada juga disampaikan oleh Dokter Forensik Rumah Saki Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia.

"Secara kasat mata itu hanya tampak pengelupasan kulit, kayak luka lecet. Tapi karena kondisinya sudah busuk, jadi tidak terlalu jelas. Kalau orang hidup, ada darah dan segala macam," ujar Aida, Rabu (1/5/2024).

Baca juga: Siswi SMP Diperkosa 2 Pria di Sukabumi, Korban Diajak Main ke Rumah Pelaku

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter patologi, ditemukan adanya tanda perlukaan di bagian lubang pelepas.

"Itu adalah luka baru. Jadi dibilang intravitalitas luka atau luka yang terjadi pada saat dia masih hidup," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul KRONOLOGI Detik-detik Bocah di Sukabumi Dihabisi Siswa SMP, Ada Tindakan Asusila Sesama Jenis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com