Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Baliho Politisi, Pengamat: Terkesan Monoton dan Sekadar Tampil

Kompas.com - 13/08/2021, 17:11 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Negeri Semarang (Unnes) Cahyo Seftyono menilai pemasangan baliho politisi di ruang publik seharusnya bisa didesain lebih edukatif dan inovatif.

Menurutnya, pemasangan baliho sebagai strategi kampanye politisi sah-sah saja dilakukan untuk menarik simpati masyarakat.

Namun, jika dilakukan hanya untuk menaikkan popularitas hal itu dirasa tidak sesuai konteks karena situasinya masih dalam pandemi.

"Kalau kita berbicara konteksnya pandemi dengan kondisi sekarang senenarnya kurang pas. Akan tetapi, di sisi lain kalau berbicara konteks kebutuhan mereka sebagai politisi ya sah-sah saja," kata Cahyo saat dihubungi Kompas.com, Jumat (13/8/2021).

Baca juga: Marak Baliho Politisi Bertebaran di Tengah Pandemi, Begini Respons Ganjar

Dia berpandangan, metode kampanye para politisi dengan memasang baliho tidak masalah jika konteksnya lebih edukatif dan inovatif, sehingga lebih mengena di hati masyarakat.

"Sebenarnya enggak ada masalah mereka mau kampanye tapi mbok desain kampanyenya yang edukatif, menarik simpati masyarakat dan didesain yang lebih atraktif gitu loh," ungkapnya.

Ia pun mengkritisi baliho-baliho politisi yang bertebaran di ruang publik itu terkesan monoton dan hanya sekadar tampil.

"Kalau gitu kan seolah-olah mereka yang penting tampil. Kalau melihat kondisi sekarang harusnya itu bisa didesain lebih inovatif. Sehingga yang ditayangkan itu tidak monoton. Itu lebih krusial untuk menjadi perhatian para politisi dan tim mereka dibalik layar," ungkapnya.

Menurutnya, pemasangan baliho para politisi masih menjadi pilihan berkampanye para politisi karena lebih mudah diakses masyarakat.

"Maksudnya politisi ini kampanye lewat baliho itu saya tahu karena memang paling mudah diakses masyarakat yang masih minim literasi. Jadi ketika melihat gambar itu lebih gampang ditangkap. Saya ngerti logikanya kenapa mereka masih ngejar di baliho dan bukan sesuatu yang substantif dan interaktif," katanya.

Baca juga: Baliho Bergambar Puan Bertebaran di Yogya, Ketua DPP PDIP DIY: Kami Tak Diinstruksikan

Cahyo menyebutkan, tujuan paling mendasar kampanye politik menuju Pilpres 2024 yakni popularitas (tahu atau tidak tahu).

"Kalau mereka menyasar Pilpres tujuan kampanye itu kan pertama popularitas. Dia dikenal. Seperti kemarin sempat ada analisis beberapa politisi sama drone emprit. Popularitas beberapa politisi yang selama ini belum nampak sudah mulai muncul," katanya

Selanjutnya, terkait favorabilitas (suka atau tidak suka) juga dirasa penting untuk menjadi perhatian dalam kampanye politik agar lebih tepat sasaran.

"Bisa jadi mereka (politisi) sudah mulai populer. Tapi disukai atau tidak itu belum tentu. Kalau tampil hanya sekadar dalam tnda kutip menjual diri itu orang jadi antipati. Masyarakat berpikiran masih kayak gni kok malah kampanye masang baliho kan berjuta-juta. Padahal mungki itu bisa dimanfaatkan untuk bantuan," ujarnya.

Kemudian, terkait elektabilitas (memilih atau tidak memilih) juga akan mempengaruhi kiprah para politisi itu di mata masyarakat.

"Bisa jadi masyarakat suka tapi tidak memilih. Karena berpikiran aku ki seneng sakjane sama politisi iki (aku suka sebenarnya sama politisi ini) tapi kok model kampanyenta tidak sesuai konteks. Akhirnya engga jadi milih. Itu mesti dipikirkan juga oleh politisi," jelasnya.

Untuk itu, ia berharap, tim di balik layar para politisi ini dapat membuat strategi kampanye yang lebih kreatif.

Sebab, menurutnya, kampanye konvensional melalui baliho tidak saja penting untuk politisi, tapi juga bisa untuk publik.

"Karena bagaimanapun, tokoh-tokoh ini adalah role model. Jadi harapannya dengan kampanye yang atraktif dan edukatif, itu bisa diikuti oleh pengikut atau pemilih mereka. Baik kampanye di medsos maupun yang konvensional," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com