Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sudah Masuk Babak 16 Besar Olimpiade Saja, Kami Sudah Bangga"

Kompas.com - 02/08/2021, 19:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Perjuangan atlet panahan asal Klaten, Jawa Tengah, Alviyanto Bagas Prasetyadi (19), harus terhenti di babak enam belas besar Olimpiade Tokyo 2020.

Namun, hal itu tak mengurangi rasa bangga orangtuanya, Suyamto (45) dan Kusmiyati (39), warga Jatinom, Klaten.

"Jadi, Bagas sudah masuk ke level Olimpiade (internasional) itu sudah suatu kebanggaan tersendiri buat kami selaku orangtua pelatih di rumah," kata Kusmiyati yang juga mantan atlet panahan Jateng, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Perjuangan Apriyani Rahayu Raih Emas Olimpiade di Mata Sang Ayah

Kalah dari atlet Australia

Di mata Kusmiyati, Bagas adalah sosok atlet muda yang selalu bersemangat dalam berlatih.

Kegagalan di Olimpiade Tokyo 2020 diyakininya tak melemahkan semangat Bagas.

Seperti diketahu Bagas gagal melangkah ke babak 16 besar panahan tunggal putra saat pertandingan menghadapi pemanah asal Australia, Taylor Worth di Yumenoshima Final Field, Kamis (29/7/2021).

"Kami yang di rumah ini bonus buat Bagas. Awalnya Bagas targetnya lolos di PON Papua 2021, fokus di PON. Tidak berpikir masuk ke Pelatnas gitu," kata Kusmiyati saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Jadi Petugas Restibusi Pasar, Ini Kisah Rahman, Mantan Atlet Tinju Bone yang Tewas di Kolong Jembatan

Bakat dari sang ibu

Bagas mencintai olah raga memanah sejak kecil. Kusmiyati telah melatih Bagas menjadi seorang atlet panahan.

Kusmiyati mengatakan, Bagas pertama kali ikut lomba panahan ketika masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar (SD).

"Pertama keluar langsung dapat juara. SMP dia selalu masuk di PPLP Jateng. Di PPLP bisa dapat juara," terang dia.

Baca juga: Windy Cantika Besar di Keluarga Atlet, Begini Cerita Orangtuanya

Baginya, perjuangan Bagas bisa lolos menjadi kontingen Indonesia dalam Olimpiade Takyo 2020, tidaklah mudah.

Hal itu yang membuat dirinya akan terus mendukung putranya menjadi lebih baik di turnamen-turnamen berikutnya.

"Kalau dia semangatnya tinggi. Dari kecil sudah tertanam manah (memanah) itu enak. Mungkin dalam pikiran dia termotivasi harus bisa seperti itu. Kebetulan dari lingkungan ada omnya karena dari kecil ikut momong bantu jadi tambah semangat," terangnya.

Baca juga: Perjuangan Apriyani Rahayu Raih Emas Olimpiade di Mata Sang Ayah

Karir Bagas

Seperti diberitakan sebelumnya, Bagas pertama kali ikut lomba panahan ketika masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar (SD). Saat itu dirinya mendapat juara, kata Kusmiyati.

Lalu, saat duduk di bangku SMP, Bagas selalu masuk di PPLP Jateng dan bisa dapat juara.

"Sampai ke Olimpiade Takyo 2020 jalannya Bagas tidak mudah. Banyak sekali rintangan dan cobaan. Pulang dari tes Asian Games di Jakarta 2018. Pulang dari tes event sempat turun grafiknya. Dampaknya di Pra PON 2019 kemarin dia belum bisa lolos," ungkap dia.

"Bagas tidak lolos di Pra PON tapi dia dapat tiket berangkat ke PON Papua 2021. Soalnya dia ikut di Pelatnas. Jadi, otomatis dia sudah dapat tiket PON," tambah Kusmiyati.

Baca juga: Puluhan Pasien Covid-19 dari Klaten Dibawa ke Asrama Haji Boyolali

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com