"Sama untuk membayar angsuran BRI yang mencapai Rp 3,5 juta perbulan," katanya.
Ia mengatakan sebelum pandemi, setidaknya ia mendapatkan penghasilan kotor antara Rp 20-26 juta per bulan.
"Pengusaha sound system benar-benar mati saat ini," pungkasnya.
Baca juga: Perangkat Desa di Boyolali Dibakar Hidup-hidup, Ini Faktanya
Di Kabupaten Bandung Barat, Novi Sovianti (33) dan suaminya, Ruslan Permana (31) terpaksa menjual pakaian dan alat-alat rumah tangga mereka mulai dari panci, helm, rice cooker, hingga speaker milik mereka.
Mereka menjual barang mereka untuk bertahan hidup saat pandemi.
"Kalau speaker Rp 50 ribu. Jual rice cooker Rp 5.000 ke tukang rongsok." ungkapnya.
Dari hasil menjual tersebut, kemudian uangnya digunakan untuk membeli kebutuhan rumah dan jajan anak-anak.
Baca juga: Domisili Bermasalah dan Tak Dapat Bantuan, Suami Istri Jual Alat Rumah Tangga demi Kebutuhan Hidup
"Uangnya buat beli beras dan jajan anak-anak. Saya netes air mata kalau anak minta jajan juga makanya," ungkapnya.
Novi bercerita suaminnya sempat bekerja selama sebulan di Bali. Namun sang suami kembali setelah 8 bulan tak ada penghasilan di Bali.
Mereka merintis usaha penjualan stroberi dengan oemasaran konsumen di wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Usaha Jual Strap Masker Prusik, Modal Rp 200.000 Kantongi Rp 1 Juta
"Tapi terdampak lagi kebijakan PPKM Darurat, sejak itu tidak bisa kirim barang ke konsumen seperti ke Jakarta karena usaha di sana juga banyak yang tutup," ungkapnya.
Kesulitan keluarga semakin bertambah saat sang ayah terkena stroke sejak dua bulan lalu. Bahkan mereka berencana akan menjual rumah yang mereka tinggali dan akan pindah ke Cimahi.
"Mau pindah lagi. Karena kalau di sana (Cimahi) bisa jualan atau apa pun, yang penting bisa melanjutkan hidup," ungkapnya.
Baca juga: Cerita Lutfi, Jual Cilok Pakai Jas dan Dasi, Pembeli Ajak Berfoto hingga Omzet Meningkat
Ia mengaku menjual empat mobilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup setelah setahun lebih tak ada tanggapan.