Untuk mencukupi kebutuhan makan dan minum, ia terpaksa berutang kepada orang.
Sunarsih mengaku tahun lalu sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa uang Rp 200.000 sebanyak tiga kali dan bingkisia sembako.
Namun tahun ini, ia sama sekali belum mendapatkan bantuan lagi dari pemerintah. Ia sudah menanyakan ke RT di tempat tinggalnya.
“Saya sudah ke RT tapi dibilang untuk bersabar,” ujar Sunarsih.
Sementara Mbah Rahmat yang berjualan sate tahu di Alun-alun Kota Madiun mengaku omzetnya turun drastis.
Baca juga: Di Madiun, PKL Diberdayakan untuk Cukupi Kebutuhan Makan Pasien Isoman
Sebelum PPKM darurat, ia bisa mendapatkan pendapatan kotor hingga Rp 400.000 dalam sehari.
Saat ini, Rahmat paling banyak mendapatkan pendapatan kotor sebanyak Rp 150.000.
“Dulu satu kotak sate tahu bisa habis. Sekarang laku setengah saja tidak bisa,” kata Rahmat.
Mbah Rahmat berharap pemerintah membantu para PKL yang sangat terdampak dengan kebijakan penerapan PPKM Darurat.
“Kami berharap ada bantuan biar kami juga bisa hidup,” kata Rahmat.