Salin Artikel

Jeritan PKL yang Tak Diberdayakan Bantu Warga Isoman di Madiun, Sepi Pembeli dan Berharap Bantuan

Mbah Tarman dan gerobaknya kerap ditemui di pinggir Alun-alun Kota Madiun. Sore itu, Mbah Tarman sesekali berjalan bolak-balik di dekat gerobaknya sembari melihat calon pembeli.

Pedagang kaki lima yang sudah puluhan tahun berjualan bakpao ini merasakan betapa susahnya mendapatkan pemasukan saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga PPKM level empat.

Omzet jualannya anjlok total. Saat PPKM darurat, operasional PKL dibatasi, pembeli juga tak boleh makan di tempat.

“Banyak yang mengeluh karena jam delapan malam (saat PPKM darurat) harus tutup. Otomatis pembeli sangat sepi,” kata Tarman kepada Kompas.com, Selasa (27/7/2021).

Tarman menyebut sebelum pemberlakuan PPKM darurat dan level empat, sehari ia bisa menjual sekitar 250 buah bakpao. Namun, sekarang tak sampai seratus buah bakpaonya terjual.

Bahkan banyak PKL yang memilih tidak berjualan selama PPKM. Mereka berdalih hanya akan merugi jika terus berjualan.

Tarman menceritakan, banyak PKL yang harus berutang untuk modal jualan. Praktis, jika terus berjualan saat kondisi sepi, beban utang hanya terus bertambah.

“Modal jualan PKL itu banyak dari berutang. Tetapi kalau jualanya sepi maka akan terus merugi. Makanya untuk bertahan hidup banyak PKL memilih tidak jualan dan modal utangan itu dipakai biaya hidup (selama PPKM),” jelas Tarman.

Taran mengetahui program Wali Kota Madiun yang memberdayakan PKL untuk membantu warga yang sedang isoman.

Namun, setahu dia, belum ada PKL yang berjualan di Alun-alun Kota Madiun diberdayakan membantu warga isoman.

“Belum ada sama sekali,” ujar Tarman.

Mbah Tarman menambahkan, sejumlah PKL belum mendapat bantuan dari pemerintah selama PPKM darurat.

Padahal, para PKL sangat terdampak dengan penerapan PPKM darurat hingga PPKM level 4.

“Khusus PKL sama sekali belum mendapatkan bantuan (selama PPKM Darurat). Harapan kami pemerintah membantu kami tambahan modal dan kami sudah mengajukan permohonan. Kasihan para PKL,” kata Tarman.


Tarman menyebut, ada sekitar 300 PKL yang berjualan di Alun-alun Kota Madiun.

Mereka mengharapkan pemerintah memberikan stimulan bantuan modal untuk bisa berjualan lagi. Selain itu, jam berjualan diperpanjang agar PKL bisa mendapatkan uang untuk menghidupi keluarga.

“Teman berharap dapat bantuan modal atau pinjaman lunak. Bersyukur lagi kalau dapat bantuan hibah dari pemerintah,” ungkap Tarman.

Untuk bertahan hidup selama PPKM, kata Tarman, banyak PKL memilih berutang.

Menurut Tarman, di awal pandemi para PKL banyak yang sudah mendapatkan bantuan sembako. Namun tahun ini banyak yang belum mendapatkan sama sekali.

“Sembako sudah pernah dapat sekali dari Dinsos berupa beras 20 kilogram,” kata Tarman.

Senada dengan Tarman, Sunarsih (53) mengaku pembeli di warungnya sepi selama PPKM darurat hingga PPKM level empat.

Ibu rumah tangga yang kesehariannya berjualan makanan dan minuman ini hanya mendapatkan penghasilan Rp 30.000 hingga Rp 40.000.

Sebelum PPKM Darurat diberlakukan, ia bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 300.000 setiap harinya.

“Sehari paling hanya dapat pemasukan Rp 30.000 sampai Rp 40.000. Dengan hasil itu lantas saya mau kulakan apa,” kata Sunarsih.

Ia berharap PPKM cepat selesai dan bisa berjualan lancar hingga pukul 12.00 malam. Sunarsih berharap mendapatkan suntikan modal dari pemerintah agar jualannya lancar.

“Kami berharap dapat modal biar bisa berjualan lancar. Setidaknya kami dapat bantuan Rp 600.000 seperti yang lainnya,” kata Sunarsih.


Untuk mencukupi kebutuhan makan dan minum, ia terpaksa berutang kepada orang.

Sunarsih mengaku tahun lalu sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa uang Rp 200.000 sebanyak tiga kali dan bingkisia sembako.

Namun tahun ini, ia sama sekali belum mendapatkan bantuan lagi dari pemerintah. Ia sudah menanyakan ke RT di tempat tinggalnya.

“Saya sudah ke RT tapi dibilang untuk bersabar,” ujar Sunarsih.

Sementara Mbah Rahmat yang berjualan sate tahu di Alun-alun Kota Madiun mengaku omzetnya turun drastis.

Sebelum PPKM darurat,  ia bisa mendapatkan pendapatan kotor hingga Rp 400.000 dalam sehari.

Saat ini, Rahmat paling banyak mendapatkan pendapatan kotor sebanyak Rp 150.000.

“Dulu satu kotak sate tahu bisa habis. Sekarang laku setengah saja tidak bisa,” kata Rahmat.

Mbah Rahmat berharap pemerintah membantu para PKL yang sangat terdampak dengan kebijakan penerapan PPKM Darurat.

“Kami berharap ada bantuan biar kami juga bisa hidup,” kata Rahmat.


Tetap Diperhatikan

Wali Kota Madiun Maidi menyatakan, pemerintah kota tetap memperhatikan PKL yang tidak masuk dalam program pemberdayaan membantu warga isoman.

“PKL yang terdampak tetapi tidak melayani isoman akan tetap mendapatkan bantuan. Syaratnya, PKL itu belum pernah mendapatkan bantuan. Bantuan yang disiapkan berupa paket bantuan dari pemerintah pusat seperti bantuan sosial tunai, dan bantuan lainnya. Jadi tidak mungkin tidak diperhatikan,” kata Maidi.

Tak hanya itu, kata Maidi, Pemerintah Kota Madiun sementara mendata PKL yang belum mendapatkan bantuan.

Sehingga, Pemkot Madiun bisa membantu PKL yang belum mendapat bantuan. Total PKL yang ada di Kota Madiun sebanyak 1.990 pedagang.

Untuk melarisi dagangan PKL, kata Maidi, Pemkot Madiun mewajibkan ASN membeli dagangan PKL terdekat untuk mencukupi kebutuhan harian.

Dengan demikian, jualan PKL terdampak yang tidak kebagian program tersebut bisa diborong para ASN.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/01/204000178/jeritan-pkl-yang-tak-diberdayakan-bantu-warga-isoman-di-madiun-sepi-pembeli

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke