Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan PKL yang Tak Diberdayakan Bantu Warga Isoman di Madiun, Sepi Pembeli dan Berharap Bantuan

Kompas.com - 01/08/2021, 20:40 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Sore itu, Mbah Tarman (60), duduk sendiri di dekat gerobak jualannya yang masih dipenuhi bakpao beraneka rasa.

Mbah Tarman dan gerobaknya kerap ditemui di pinggir Alun-alun Kota Madiun. Sore itu, Mbah Tarman sesekali berjalan bolak-balik di dekat gerobaknya sembari melihat calon pembeli.

Pedagang kaki lima yang sudah puluhan tahun berjualan bakpao ini merasakan betapa susahnya mendapatkan pemasukan saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga PPKM level empat.

Omzet jualannya anjlok total. Saat PPKM darurat, operasional PKL dibatasi, pembeli juga tak boleh makan di tempat.

“Banyak yang mengeluh karena jam delapan malam (saat PPKM darurat) harus tutup. Otomatis pembeli sangat sepi,” kata Tarman kepada Kompas.com, Selasa (27/7/2021).

Tarman menyebut sebelum pemberlakuan PPKM darurat dan level empat, sehari ia bisa menjual sekitar 250 buah bakpao. Namun, sekarang tak sampai seratus buah bakpaonya terjual.

Bahkan banyak PKL yang memilih tidak berjualan selama PPKM. Mereka berdalih hanya akan merugi jika terus berjualan.

Tarman menceritakan, banyak PKL yang harus berutang untuk modal jualan. Praktis, jika terus berjualan saat kondisi sepi, beban utang hanya terus bertambah.

Baca juga: Cerita PKL di Madiun yang Diberdayakan Membantu Warga Isoman: Kami Juga Tertolong

“Modal jualan PKL itu banyak dari berutang. Tetapi kalau jualanya sepi maka akan terus merugi. Makanya untuk bertahan hidup banyak PKL memilih tidak jualan dan modal utangan itu dipakai biaya hidup (selama PPKM),” jelas Tarman.

Taran mengetahui program Wali Kota Madiun yang memberdayakan PKL untuk membantu warga yang sedang isoman.

Namun, setahu dia, belum ada PKL yang berjualan di Alun-alun Kota Madiun diberdayakan membantu warga isoman.

“Belum ada sama sekali,” ujar Tarman.

Mbah Tarman menambahkan, sejumlah PKL belum mendapat bantuan dari pemerintah selama PPKM darurat.

Padahal, para PKL sangat terdampak dengan penerapan PPKM darurat hingga PPKM level 4.

“Khusus PKL sama sekali belum mendapatkan bantuan (selama PPKM Darurat). Harapan kami pemerintah membantu kami tambahan modal dan kami sudah mengajukan permohonan. Kasihan para PKL,” kata Tarman.

 

Tarman menyebut, ada sekitar 300 PKL yang berjualan di Alun-alun Kota Madiun.

Mereka mengharapkan pemerintah memberikan stimulan bantuan modal untuk bisa berjualan lagi. Selain itu, jam berjualan diperpanjang agar PKL bisa mendapatkan uang untuk menghidupi keluarga.

“Teman berharap dapat bantuan modal atau pinjaman lunak. Bersyukur lagi kalau dapat bantuan hibah dari pemerintah,” ungkap Tarman.

Untuk bertahan hidup selama PPKM, kata Tarman, banyak PKL memilih berutang.

Menurut Tarman, di awal pandemi para PKL banyak yang sudah mendapatkan bantuan sembako. Namun tahun ini banyak yang belum mendapatkan sama sekali.

“Sembako sudah pernah dapat sekali dari Dinsos berupa beras 20 kilogram,” kata Tarman.

Baca juga: Cerita di Balik Upaya Wali Kota Madiun Berdayakan PKL untuk Bantu Warga yang Isoman

Senada dengan Tarman, Sunarsih (53) mengaku pembeli di warungnya sepi selama PPKM darurat hingga PPKM level empat.

Ibu rumah tangga yang kesehariannya berjualan makanan dan minuman ini hanya mendapatkan penghasilan Rp 30.000 hingga Rp 40.000.

Sebelum PPKM Darurat diberlakukan, ia bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 300.000 setiap harinya.

“Sehari paling hanya dapat pemasukan Rp 30.000 sampai Rp 40.000. Dengan hasil itu lantas saya mau kulakan apa,” kata Sunarsih.

Ia berharap PPKM cepat selesai dan bisa berjualan lancar hingga pukul 12.00 malam. Sunarsih berharap mendapatkan suntikan modal dari pemerintah agar jualannya lancar.

“Kami berharap dapat modal biar bisa berjualan lancar. Setidaknya kami dapat bantuan Rp 600.000 seperti yang lainnya,” kata Sunarsih.

 

Untuk mencukupi kebutuhan makan dan minum, ia terpaksa berutang kepada orang.

Sunarsih mengaku tahun lalu sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa uang Rp 200.000 sebanyak tiga kali dan bingkisia sembako.

Namun tahun ini, ia sama sekali belum mendapatkan bantuan lagi dari pemerintah. Ia sudah menanyakan ke RT di tempat tinggalnya.

“Saya sudah ke RT tapi dibilang untuk bersabar,” ujar Sunarsih.

Sementara Mbah Rahmat yang berjualan sate tahu di Alun-alun Kota Madiun mengaku omzetnya turun drastis.

Baca juga: Di Madiun, PKL Diberdayakan untuk Cukupi Kebutuhan Makan Pasien Isoman

Sebelum PPKM darurat,  ia bisa mendapatkan pendapatan kotor hingga Rp 400.000 dalam sehari.

Saat ini, Rahmat paling banyak mendapatkan pendapatan kotor sebanyak Rp 150.000.

“Dulu satu kotak sate tahu bisa habis. Sekarang laku setengah saja tidak bisa,” kata Rahmat.

Mbah Rahmat berharap pemerintah membantu para PKL yang sangat terdampak dengan kebijakan penerapan PPKM Darurat.

“Kami berharap ada bantuan biar kami juga bisa hidup,” kata Rahmat.

 

Tetap Diperhatikan

Wali Kota Madiun Maidi menyatakan, pemerintah kota tetap memperhatikan PKL yang tidak masuk dalam program pemberdayaan membantu warga isoman.

“PKL yang terdampak tetapi tidak melayani isoman akan tetap mendapatkan bantuan. Syaratnya, PKL itu belum pernah mendapatkan bantuan. Bantuan yang disiapkan berupa paket bantuan dari pemerintah pusat seperti bantuan sosial tunai, dan bantuan lainnya. Jadi tidak mungkin tidak diperhatikan,” kata Maidi.

Tak hanya itu, kata Maidi, Pemerintah Kota Madiun sementara mendata PKL yang belum mendapatkan bantuan.

Baca juga: Tugas Ini Saya Terima dengan Ikhlas, Semoga Warga Isoman Cepat Sembuh, Warung Saya Tambah Ramai

Sehingga, Pemkot Madiun bisa membantu PKL yang belum mendapat bantuan. Total PKL yang ada di Kota Madiun sebanyak 1.990 pedagang.

Untuk melarisi dagangan PKL, kata Maidi, Pemkot Madiun mewajibkan ASN membeli dagangan PKL terdekat untuk mencukupi kebutuhan harian.

Dengan demikian, jualan PKL terdampak yang tidak kebagian program tersebut bisa diborong para ASN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com