PURWOKERTO, KOMPAS.com - Tak pernah terbesit dalam pikiran Apit Maulana usaha di sektor pariwisata yang telah lama digelutinya bakal gunung tikar.
Apit terpaksa menjual aset hingga banting setir mencari pekerjaan lain demi bertahan hidup.
Pemilik biro perjalanan wisata Smart Tour Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ini mengaku tiga bulan pertama sejak pandemi Covid-19 masih bisa bertahan.
Namun, di bulan berikutnya penghasilan Apit berkurang hingga terpaksa merumahkan tiga orang karyawannya.
"Saya sendiri kaget, karena terlalu mendadak. Padahal waktu bulan Maret-April itu sudah ada proyek-proyek besar yang masuk, tapi terpaksa di-cancel," kata Apit kepada Kompas.com, Kamis (29/7/2021).
Baca juga: Tak Bisa Tampil, Pekerja Seni Jombang Ada yang Banting Setir Jadi Kuli, Berharap Kelonggaran
Apit pun harus mengembalikan uang muka yang telah diterima dari kliennya.
Padahal uang tersebut telah digunakan untuk persiapan bus, hotel dan lainnya.
"Saya akhirnya jual mobil," kata Apit.
Dia merasa lebih beruntung dibanding rekan sejawatnya yang kini tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Berbekal kemampuan ketika di sekolah teknik mesin (STM), Apit membuka jasa pembuatan dan perbaikan smart water heater.
Namun, lagi-lagi usaha yang digeluti sejak Agustus 2020 tidak bertahan lama. Pasalnya, daya beli masyarakat di tengah pandemi juga menurun.
"Januari 2021 mulai sepi, akhirnya saya jualan es kelapa muda. Sisa uang dipakai untuk menyewa tanah dan membangun kios kecil," ujar pria yang menggeluti bisnis pariwisata sejak 2014 ini.
Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, Ciprut Craft Banting Setir Ganti Produksi Plushie Jadi Masker
Untuk menambah pemasukan, ia juga membantu menjual obat-obat herbal milik temannya.
"Sekarang intinya untuk bertahan hidup saja, dalam arti untuk makan sehari-hari saja," kata pria yang pernah menjadi guru honorer SD ini.
Ia mengaku penghasilannya saat ini berkurang drastis.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.