Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pelanggar PPKM Darurat di Surabaya, Awalnya Nongkrong di Warung, lalu Dibawa ke Makam Covid-19

Kompas.com - 04/07/2021, 12:14 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Di hari pertama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Surabaya, Sabtu (3/7/2021), sejumlah orang terjaring dalam operasi.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, hingga pukul 23.00 WIB, petugas gabungan menjaring 137 orang pelanggar protokol kesehatan (prokes).

"Total ada 137 orang yang kami bawa hingga pukul 23.00 WIB, itu berasal dari semua kecamatan se-Surabaya. Mereka kami bawa dengan bus dan langsung mengikuti tour of duty di tempat pemulasaraan jenazah, lalu ke makam Keputih, supaya mereka tahu pemakamannya," ujarnya.

Tak hanya dibawa ke permakaman Covid-19, mereka juga bakal diperlihatkan proses pemandian jenazah Covid-19.

Mereka juga diminta memberikan makan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Lingkungan Pondok Sosial.

"Kami berharap mereka bisa menjaga prokes bagi diri sendiri dan keluarganya," ucapnya.

Baca juga: Ratusan Pelanggar PPKM Darurat di Surabaya Dibawa ke Pemakaman Covid-19, Eri Cahyadi: Supaya Mereka Sadar

Wali Kota ajak pelanggar prokes ke makam Covid-19

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turut meninjau pelaksanaan PPKM Darurat hingga larut malam.

Bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Eri berkeliling ke sejumlah tempat.

Saat berkeliling, Eri mendapati beberapa warung kopi dan makanan yang masih buka di atas pukul 20.00 WIB.

Warung-warung tersebut langsung diminta untuk tutup. Orang-orang yang nongkrong di sana pun turut “disemprit”.

Para pelanggar prokes tersebut diajak mengikuti perjalanan dinas atau tour of duty ke Tempat Permakaman Umum (TPU) Keputih.

"Mereka kita ajak tour of duty. Ke mana? Ke Makam Keputih. Bisa dilihat nanti bahwa sampai 24 jam saudara-saudara kita masih memakamkan jenazah, dipikir bohong mungkin," ungkap Eri, Minggu (4/7/2021).

Baca juga: Istri Dimakamkan dengan Protokol Covid-19, Selang 5 Hari Kuburan Dibongkar Suami, Ini Alasannya

Kata Eri, mereka diajak ke TPU Keputih agar mengetahui berapa banyak warga yang meninggal karena Covid-19.

Dengan cara ini, Eri berharap supaya mereka sadar bahwa kondisi Surabaya sedang genting.

"Kita sentuh hatinya supaya mereka sadar, sehingga bersama-sama menjaga prokes," tutur Eri kepada wartawan.

Baca juga: Foto Viral IGD Penuh Jenazah Pasien Covid-19, Direktur RS: Mereka Datang dalam Kondisi Buruk

Selepas dari TPU, para pelanggar PPKM Darurat bakal dibawa ke Liponsos dan kemudian menjalani tes swab.

Selain itu, kemungkinan besar, mereka juga bakal dikenai sanksi kerja sosial selama lima hari sesuai Peraturan Daerah.

Akan tetapi, kepastiannya masih digodok ulang oleh Satgas Covid-19 Surabaya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Dony Aprian)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com