Salin Artikel

Cerita Pelanggar PPKM Darurat di Surabaya, Awalnya Nongkrong di Warung, lalu Dibawa ke Makam Covid-19

KOMPAS.com - Di hari pertama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Surabaya, Sabtu (3/7/2021), sejumlah orang terjaring dalam operasi.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, hingga pukul 23.00 WIB, petugas gabungan menjaring 137 orang pelanggar protokol kesehatan (prokes).

"Total ada 137 orang yang kami bawa hingga pukul 23.00 WIB, itu berasal dari semua kecamatan se-Surabaya. Mereka kami bawa dengan bus dan langsung mengikuti tour of duty di tempat pemulasaraan jenazah, lalu ke makam Keputih, supaya mereka tahu pemakamannya," ujarnya.

Tak hanya dibawa ke permakaman Covid-19, mereka juga bakal diperlihatkan proses pemandian jenazah Covid-19.

Mereka juga diminta memberikan makan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Lingkungan Pondok Sosial.

"Kami berharap mereka bisa menjaga prokes bagi diri sendiri dan keluarganya," ucapnya.

Wali Kota ajak pelanggar prokes ke makam Covid-19

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turut meninjau pelaksanaan PPKM Darurat hingga larut malam.

Bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Eri berkeliling ke sejumlah tempat.

Saat berkeliling, Eri mendapati beberapa warung kopi dan makanan yang masih buka di atas pukul 20.00 WIB.

Warung-warung tersebut langsung diminta untuk tutup. Orang-orang yang nongkrong di sana pun turut “disemprit”.

Para pelanggar prokes tersebut diajak mengikuti perjalanan dinas atau tour of duty ke Tempat Permakaman Umum (TPU) Keputih.

"Mereka kita ajak tour of duty. Ke mana? Ke Makam Keputih. Bisa dilihat nanti bahwa sampai 24 jam saudara-saudara kita masih memakamkan jenazah, dipikir bohong mungkin," ungkap Eri, Minggu (4/7/2021).


Kata Eri, mereka diajak ke TPU Keputih agar mengetahui berapa banyak warga yang meninggal karena Covid-19.

Dengan cara ini, Eri berharap supaya mereka sadar bahwa kondisi Surabaya sedang genting.

"Kita sentuh hatinya supaya mereka sadar, sehingga bersama-sama menjaga prokes," tutur Eri kepada wartawan.

Selepas dari TPU, para pelanggar PPKM Darurat bakal dibawa ke Liponsos dan kemudian menjalani tes swab.

Selain itu, kemungkinan besar, mereka juga bakal dikenai sanksi kerja sosial selama lima hari sesuai Peraturan Daerah.

Akan tetapi, kepastiannya masih digodok ulang oleh Satgas Covid-19 Surabaya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2021/07/04/121402378/cerita-pelanggar-ppkm-darurat-di-surabaya-awalnya-nongkrong-di-warung-lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke