Saat ini, bed occupancy rate (BOR) di Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara sudah mencapai 95 persen.
Untuk mengantisipasi lonjakan, Agus mendirikan tenda darurat untuk triase sebelum stabil menuju rumah sakit rujukan.
“Jadi bukan mengada-ada, bayangkan saja antrean pasien sampai UGD menolak dengan segala risiko. Kami justru berharap Covid-19 segera hilang, dokter kami sudah meninggal satu karena Covid-19,” ujarnya.
Baca juga: Bupati Banjarnegara Masih Izinkan Gelar Hajatan, Ganjar: Sudah Saya Sampaikan Tidak Boleh
Seperti diberitakan sebelumnya, beredar sebuah cuplikan video Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menuding ada permainan klaim biaya perawatan pasien Covid-19 oleh pihak rumah sakit.
Menurut dia, mafia pasien inilah yang membuat angka Covid-19 di sejumlah daerah melonjak.
Modus rumah sakit nakal tersebut berawal dari perbedaan hasil pemeriksaan PCR dengan laboratorium.
"Enggak tahu loh kalau ini dikondisikan, enggak ngerti kalau punya kepentingan dikondisikan. Karena sekarang lumayan sih, kalau karantina di rumah sakit kan lumayan klaimnya. Aku juga udah ngerti," ujar Budhi.
Baca juga: Di Tengah Kontroversi, Bupati Banjarnegara Nobar Wayang Kulit: Semua Maskeran Kecuali Wayangnya
Budhi juga mengaku sudah bertemu langsung dengan sales marketing pihak rumah sakit.
Dia menyebutkan, sales tersebut akan mendapat honor dari tiap pasien yang berhasil dibujuk untuk dirawat di rumah sakit.
"Kemarin saya sudah ketemu sama sales-nya. Ada sales-nya namanya Bejo, mencari orang sakit (Covid-19) untuk dipondokin (dirawat) di rumah sakit. Kalau dipondokin dengan mobil sendiri Rp 200.000, tapi kalau diambil pakai ambulans rumah sakit honornya Rp 100.000," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.