Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Anak Muda Bertemu Teman Beda Agama, dari Bahai hingga Singh

Kompas.com - 21/06/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

Kisah Dini penganut agama Bahai

(Christy Yuhas Dini, asal Jakarta, kelahiran 1994, penganut agama Bahai)

Semenjak enam tahun lalu, Dini — sapaannya — menggeluti aktivitas lintas iman, dan awal tahun ini dia diundang mengikuti Peace Train Indonesia (PTI) di Temanggung, Jateng.

Sebelum terlibat dalam aktivitas kebinekaan, Dini mengaku sering ditanya "agama Bahai itu seperti apa", dan dirinya saat itu mengaku lebih banyak berkelit, karena merasa bingung untuk menjelaskannya.

Posisi agamanya yang minoritas juga membuatnya kala itu merasa insecure — tidak aman. "Saya dulu merasa paling beda sendiri."

Baca juga: Ada Aliran Kepercayaan Penghayat dalam E-KTP, Kemendagri Bantah Pemerintah Tak Lagi Akui Agama Lain

Dia lalu teringat berbagai pertanyaan yang diajukan teman-temannya: "Kamu menyembah siapa? Bagaimana cara ibadahnya?"

Belakangan dia mengaku lebih leluasa untuk mengungkap latar belakang agamanya. Percaya dirinya kemudian tumbuh perlahan.

"Banyak yang saya dapat [dalam kegiatan lintas iman], membuat saya berubah, seperti sudut pandang, sudut pandang melihat perbedaan itu sendiri, juga pola pikir saya," ujar Dini kepada BBC News Indonesia.

Salah-satu yang menguatkannya adalah frasa yang sering diulang-ulang selama PTI yaitu 'kalau saya benar, apakah orang lain salah'.

Baca juga: DKI Terima Pembuatan E-KTP bagi Penganut Aliran Kepercayaan

Dini (kanan) dan salah-seorang peserta Peace Train Indonesia di sebuah gereja di Temanggung, Jawa Tengah.Dokumen Dini Dini (kanan) dan salah-seorang peserta Peace Train Indonesia di sebuah gereja di Temanggung, Jawa Tengah.
"Dan jawabannya adalah 'orang lain tidak salah'," ujar Dini. "Ini benar-benar 'kena' loh."

Di situlah, Dini lantas berucap bahwa "perbedaan itu indah dan kalau tidak ada perbedaan, bukanlah Indonesia".

Dalam berbagai aktivitas di ICRP, dia mendapatkan pengetahuan baru bahwa agama atau kepercayaan di Indonesia tak hanya enam atau tujuh, tapi bahkan lebih dari 10.

"Jadi kenapa kalian merasa insecure? Kenapa merasa beda sendiri? Enggak kok, banyak [sekali kepercayaan di Indonesia].

Baca juga: Kampanye Muslim Friendly Korea, Cara Korea Gaet Wisatawan Indonesia

"Dan ini enggak salah. Jadi enggak ada yang berani menyalahkan juga. Kita harus membuka mata dan hati kita," ungkap Dini, mengisahkan salah-satu materi diskusinya dengan teman-temannya setelah terlibat dalam kegiatan lintas iman.

Hal lain yang dia dapatkan selama mengikuti PTI dan kegiatan interfaith lainnya adalah "penerimaan" terhadap keyakinannya. "Dan saya juga menghargai keyakinan lainnya."

Dalam forum-forum itu, Dini mengaku lebih berani berbicara untuk berbagi tentang agama atau keyakinannya.

"Saya benar-benar merasa bahwa kita semua dihargai."

Di lingkungan terdekatnya, seperti Karang Taruna, Dini kini membagikan apa yang dia dapatkan selama mengikuti acara-acara lintas iman, utamanya frasa 'kalau saya benar, apakah orang lain salah' yang begitu membekas pada dirinya.

Baca juga: Belajar Toleransi dari Kaki Gunung Kawi, Warga Beragam Agama Gotong Royong Bangun Masjid

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com