BANDUNG, KOMPAS.com – Masih kuat dalam ingatan Wilson Yanaprasetya (36) mengenai kehidupan masa kecilnya di Banyuwangi, Jawa Timur.
Lokasinya yang lumayan jauh dari perkotaan, membuat harga berbagai kebutuhan sehari-hari di daerahnya jauh lebih mahal.
“Saya masih mending, karena jarak ke pasar enggak begitu jauh. Tapi teman saya di Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah mahal, jauh pula dari pasar,” ujar Wilson kepada Kompas.com di Bandung, Juni 2021.
Baca juga: Kisah Pengupas Bawang, Tangan Kerap Terluka hingga Kupas 25 Kg Bawang untuk Dapat Rp 75.000
Berangkat dari pengalaman dan pendidikan di Universitas Bristish Columbia, Kanada, Wilson bersama 3 temannya membangun aplikasi bernama Dagangan.
Aplikasi yang dibuat pada akhir 2019 itu adalah aplikasi digital social-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga mulai dari bahan pokok, produk segar, hingga kebutuhan harian lainnya secara eceran dan grosir.
Wilson memulai bisnis mereka di Jawa Tengah. Ia memilih Jateng, karena infrastruktur di provinsi ini dinilai belum memadai.
Sebelum pandemi atau sekitar akhir 2019, ia menyusuri Magelang untuk mengetahui kebutuhan masyarakat desa di sana.
"Magelang dikelilingi 4 gunung, salah satunya Merapi. Dari kota sekitar 40-50 kilometer," ujar Wilson.
Baca juga: Kisah Pedagang Starling di Jakarta: Mengayuh demi Rupiah, Kerap Tersenggol Sepeda Elite
Untuk ke pasar, masyarakat di sana harus turun gunung melalui kontur jalan naik turun.
Kondisi ini tentu saja menghabiskan cukup banyak waktu.
Jadi, saat mereka ke pasar, para warga ini harus ikhlas kehilangan banyak penghasilan.
Persoalan infrastruktur ini membuat harga di sana tinggi.
Perbandingannya 30-50 persen lebih.
Misal, harga Teh Pucuk di minimarket Rp 3.000, di desa tersebut mencapai Rp 5.000-6.000
Ia menilai, disparitas harga terjadi karena persoalan logistik. Dari produsen, barang harus melalui beberapa supply chain atau sejumlah orang.
"Infrastruktur susah, orang (konsumen) lebih sedikit, jadi mahal. Salesnya Aqua tidak mungkin drop ke puncak 1-2 boks saja. Jadi lemparnya ke toko grosir besar yang jaraknya jauh," kata dia.