Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Berantai Kulon Progo Dikenal Sopan Saat Bertamu, Keluarga Korban: Harus Hukuman Mati

Kompas.com - 03/06/2021, 21:51 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

 

KULON PROGO, KOMPAS.com -Keluarga korban menahan geram ketika menyaksikan rekonstruksi pembunuhan terhadap korban bernama Takdir Sunariati (22) asal Pedukuhan Paingan, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih.

Rekonstruksi berlangsung di Dermaga Wisata Glagah dalam Komplek Wisata Pantai Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mereka mengaku terpukul melihat adegan demi adegan hingga kematian Takdir di tangan NAF (22) asal Pedukuhan Bujidan, Kalurahan Tawangsari, Kapanewon Pengasih.

“Saya ingin bunuh ganti, menginjak injak muka dia. Geram,” kata Sunardi (40), kakak dari Takdir, ditemui di antara warga yang menyaksikan rekonstruksi, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Berantai Kulon Progo, Peragakan 36 Adegan, Pelaku Jatuhkan Korban

Sunardi mengingat masa lalu. Keluarganya mengenal NAF karena sering bertandang ke rumah untuk bertamu belum satu tahun lamanya.

Pemuda ini menunjukkan sikap baik dan sopan sehingga semua orang menerima NAF secara terbuka.

“Kadang minta voucher dibelikan. Pulsa dibelikan. Datang sewaktu waktu seperti saudara sendiri, Dia sopan. Dia kalau datang salaman cium tangan,” kata Sunardi.

Kenyataan berkata lain. Gadis bungsu dari lima bersaudara ini ditemukan tewas di sebuah dermaga kosong di Glagah.

Takdir gadis sopan yang memakai kaki palsu. Ia ramah dan mudah bergaul dengan tetangga. Hari-hari bekerja di pengemasan briket di Paingan.

“Sudah tahu adik saya keadaan seperti itu kok dibunuh. Seluruh keluarga juga tidak terima,” kata Sunardi.

Karenanya, ia mengaku tak terima sang adik dibunuh orang yang begitu dikenal keluarganya. Sunardi berharap, pengadilan nanti menghukum seberat-beratnya pelaku.

“Saya tidak mau terima (pelaku dihukum seumur hidup). Saya meminta hukuman mati. Harus mati,” kata Sunardi.

Baca juga: Puluhan Warga Satu RT di Kulon Progo Terserang Demam Berdarah, Petugas Terkendala Tracing Covid-19

NAF tertangkap tak lama setelah Takdir ditemukan pada 2 April 2021 pukul 20.00 WIB. NAF mengakui pembunuh itu.

Tertangkapnya NAF sekaligus menguak tabir pembunuhan perempuan muda lain di Wisma Sermo, Pedukuhan Kedungtangkil, Karangsari pada Selasa (23/3/2021).

Dua bulan berselang, polisi menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap Takdir. NAF menjalani 36 adegan.

Berdasarkan rekonstruksi ini, polisi semakin yakin menerapkan pasal pembunuhan berancana serta pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Polisi tidak ragu menerapkan tuntutan hukuman mati atau hukuman seumur hidup.

“Disangkakan pembunuhan berencana pasal 340 KUHP dan pembunuhan pasal 338 KUHP, ataupun juga pencurian dengan kekerasan. Ancamannya hukuman mati atau seumur hidup atau 20 tahun penjara," kata Kasat Reskrim Polres Kulon Progo AKP Munarso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com