Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Warga Satu RT di Kulon Progo Terserang Demam Berdarah, Petugas Terkendala Tracing Covid-19

Kompas.com - 02/06/2021, 22:10 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) menjangkiti beberapa RT di Pedukuhan Sigran, Kalurahan Tirtorahayu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan orang tertular.

Dukuh (kepala dusun) Sigran, Suratman mengungkapkan, 13 orang rawat inap di rumah sakit karena DBD, 15 lainnya rawat jalan dengan gejala yang sama. Empat dari 13 orang itu sudah kembali ke rumah, sembilan lainnya masih dirawat.

“Sembilan orang warga kami ini dirawat baru dua hari ini,” kata Suratman di rumahnya, Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Tak Ingin Solo Seperti Yogya, Gibran Bakal Sanksi Tegas Pedagang Kuliner yang Tak Cantumkan Harga

Kasus demam berdarah ini mulai mengemuka makin banyak sebelum Lebaran. Suratman mengungkapkan, sudah melaporkan hal ini ke puskesmas setempat.

Tim kalurahan dan Puskesmas Galur akhirnya terjun dua kali untuk memeriksa wilayah yang terjangkit DB. Mereka mengambil sampel air dan jentik dari 24 kepala keluarga.

“Memeriksa sumber air apakah ada jentik atau tidak. Hasil dari semua itu akan dilaksanakan fogging besok," kata Suratman.

Daliyem (52), salah seorang warga yang sempat mondok di rumah sakit. Ia mengaku mengalami gejala demam, menggigil, lemas dan mulut pahit. Obat biasa tidak manjur meredakan semua sakit itu beberapa hari sampai lewat Lebaran.

Ia berobat ke RS Rizky Amalia dekat dari rumah setelah Lebaran. Ia melakukan ini setelah tetangganya juga mengalami gejala serupa. Di sana, ia langsung rawat inap hingga hari kelima.

“Yang kena seperti saya ini ada di delapan rumah tetangga kanan dan kiri rumah saya. Bahkan ada satu rumah 1-4 orang penghuninya masuk rumah sakit, seperti yang di sini, ada ibu, anak, cucunya dua, dan bapaknya harus dirawat di Bantul,” kata Daliyem.

Baca juga: Tenaga Kesehatan di Kudus Positif Covid-19 Bertambah Jadi 196 Orang, 1 Meninggal

Kepala Dinas Kesehatan, Sri Budi Utami mengungkapkan, penanganan kasus DB di tengah Pandemi Covid-19 memang menemui tantangan. Terlebih, bila satu kawasan itu muncul dua kasus penularan.

Pedukuhan Sigran contohnya. Puskesmas, kata Sri Budi, telah mengawal kasus DB ini sejak muncul pertama 1 Mei 2021.

Bersama dengan itu terdapat penanganan kasus Covid-19 di pedukuhan ini. Penanganan kasusnya perlu penyelidikan epidemi dilakukan bersamaan dengan tracing yang dilakukan petugas kesehatan.

Namun, masyarakat dinilai bersedia dilaksanakan penyelidikan epidemi (PE) DB namun menolak tracing Covid-19. Ini tentu memberatkan petugas lantaran risiko tinggi pada petugas kesehatan.

Tarik ulur terjadi hingga ada seorang warga yang meninggal karena Covid-19 pada 23 Mei 2021. Kasus kematian itu membuat warga akhirnya membuka diri.

“Sehingga warga mulai membuka diri, bersedia PE dan tracing. Setelah itu kami bisa masuk,” kata Sri Budi.

Dalam penyelidikan epideminya, kawasan dua RT ini dinilai 90 persen bebas jentik. Sri Budi mengungkap, belum ada kesimpulan final tempat nyamuk berkembang biak. Walau begitu muncul dugaan penularan terkait kegiatan beberapa warga memelihara burung.

“Tapi intinya kebersihan lingkungan sebenarnya paling utama, karena ada banyak tempat yang harus diwaspadai,” kata Sri Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com