Salin Artikel

Puluhan Warga Satu RT di Kulon Progo Terserang Demam Berdarah, Petugas Terkendala Tracing Covid-19

KULON PROGO, KOMPAS.com – Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) menjangkiti beberapa RT di Pedukuhan Sigran, Kalurahan Tirtorahayu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan orang tertular.

Dukuh (kepala dusun) Sigran, Suratman mengungkapkan, 13 orang rawat inap di rumah sakit karena DBD, 15 lainnya rawat jalan dengan gejala yang sama. Empat dari 13 orang itu sudah kembali ke rumah, sembilan lainnya masih dirawat.

“Sembilan orang warga kami ini dirawat baru dua hari ini,” kata Suratman di rumahnya, Rabu (2/6/2021).

Kasus demam berdarah ini mulai mengemuka makin banyak sebelum Lebaran. Suratman mengungkapkan, sudah melaporkan hal ini ke puskesmas setempat.

Tim kalurahan dan Puskesmas Galur akhirnya terjun dua kali untuk memeriksa wilayah yang terjangkit DB. Mereka mengambil sampel air dan jentik dari 24 kepala keluarga.

“Memeriksa sumber air apakah ada jentik atau tidak. Hasil dari semua itu akan dilaksanakan fogging besok," kata Suratman.

Daliyem (52), salah seorang warga yang sempat mondok di rumah sakit. Ia mengaku mengalami gejala demam, menggigil, lemas dan mulut pahit. Obat biasa tidak manjur meredakan semua sakit itu beberapa hari sampai lewat Lebaran.

Ia berobat ke RS Rizky Amalia dekat dari rumah setelah Lebaran. Ia melakukan ini setelah tetangganya juga mengalami gejala serupa. Di sana, ia langsung rawat inap hingga hari kelima.

“Yang kena seperti saya ini ada di delapan rumah tetangga kanan dan kiri rumah saya. Bahkan ada satu rumah 1-4 orang penghuninya masuk rumah sakit, seperti yang di sini, ada ibu, anak, cucunya dua, dan bapaknya harus dirawat di Bantul,” kata Daliyem.

Kepala Dinas Kesehatan, Sri Budi Utami mengungkapkan, penanganan kasus DB di tengah Pandemi Covid-19 memang menemui tantangan. Terlebih, bila satu kawasan itu muncul dua kasus penularan.

Pedukuhan Sigran contohnya. Puskesmas, kata Sri Budi, telah mengawal kasus DB ini sejak muncul pertama 1 Mei 2021.

Bersama dengan itu terdapat penanganan kasus Covid-19 di pedukuhan ini. Penanganan kasusnya perlu penyelidikan epidemi dilakukan bersamaan dengan tracing yang dilakukan petugas kesehatan.

Namun, masyarakat dinilai bersedia dilaksanakan penyelidikan epidemi (PE) DB namun menolak tracing Covid-19. Ini tentu memberatkan petugas lantaran risiko tinggi pada petugas kesehatan.

Tarik ulur terjadi hingga ada seorang warga yang meninggal karena Covid-19 pada 23 Mei 2021. Kasus kematian itu membuat warga akhirnya membuka diri.

“Sehingga warga mulai membuka diri, bersedia PE dan tracing. Setelah itu kami bisa masuk,” kata Sri Budi.

Dalam penyelidikan epideminya, kawasan dua RT ini dinilai 90 persen bebas jentik. Sri Budi mengungkap, belum ada kesimpulan final tempat nyamuk berkembang biak. Walau begitu muncul dugaan penularan terkait kegiatan beberapa warga memelihara burung.

“Tapi intinya kebersihan lingkungan sebenarnya paling utama, karena ada banyak tempat yang harus diwaspadai,” kata Sri Budi.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/02/221020378/puluhan-warga-satu-rt-di-kulon-progo-terserang-demam-berdarah-petugas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke