Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Putusnya Jaringan Internet di Papua, Benarkah akibat Faktor Alam?

Kompas.com - 20/05/2021, 12:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Setidaknya 500.000 warga empat wilayah di Papua tidak dapat mengakses internet selama hampir tiga pekan terakhir.

Pemerintah pusat menyebut jaringan internet putus setelah kabel bawah laut penyambung sistem data komunikasi rusak akibat faktor alam.

Menurut pakar geoteknologi, kerusakan semacam itu semestinya dipicu gempa bumi berskala besar, minimal 7 magnitudo.

Baca juga: Kasus Blokir Internet di Papua, Jokowi Divonis Bersalah hingga Batal Ajukan Banding

Namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tidak mencatat satupun gempa masif di sekitar Papua dalam dua bulan terakhir.

Sementara itu pimpinan perkumpulan perusahaan pembangun jaringan kabel komunikasi bawah laut ragu infrastruktur internet untuk sekitar Jayapura rusak tertimpa jangkar kapal.

Lantas apa yang sebenarnya merusak jaringan internet di sebagian Papua?

Dan seberapa jauh keterkaitannya dengan situasi politik di Papua yang dianggap memanas belakangan ini?

Jaringan internet hilang di Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Keerom sejak 30 April 2021.

Baca juga: YLBHI: Putusan PTUN soal Pemblokiran Internet di Papua Jadi Pembelajaran Pemerintah

Ilustrasi. Merujuk organisasi pemantau pemadaman internet yang berbasis di London, Netblocks, warga Jayapura mulai kehilangan akses internet pada 30 April 2021, pukul 21.30 WIT.DAMIEN MEYER Ilustrasi. Merujuk organisasi pemantau pemadaman internet yang berbasis di London, Netblocks, warga Jayapura mulai kehilangan akses internet pada 30 April 2021, pukul 21.30 WIT.
Penyebabnya, menurut Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informasi, Dedy Permadi, adalah putusnya sistem komunikasi kabel bawah laut Sulawesi-Maluku-Papua (SMPCS).

Kabel bawah laut milik PT Telkom Indonesia (Persero) itu, kata Dedy dalam keterangan tertulis, Selasa (18/05), berada di kedalaman 4.050 meter. Lokasinya 280 kilometer dari Biak dan 360 kilometer dari Jayapura.

Kabel bawah laut yang terputus ini disebut ada di ruas Biak-Sarmi.

Baca juga: Saat Presiden RI Divonis Bersalah atas Pemblokiran Internet di Papua

Namun pernyataan Dedy berbeda dengan yang dikatakan Manajer Umum Bidang Operasi dan Kualitas Telkomsel untuk Wilayah Papua dan Maluku, Adi Wibowo.

Empat hari setelah jaringan internet hilang di Jayapura dan sekitarnya, Adi bilang pemicunya adalah pemeliharaan kabel laut yang tengah dikerjakan di ruas Biak-Sarmi.

Perbedaan informasi soal penyebab hilangnya jaringan internet ini akhirnya menjadi tanda tanya besar, kata Damar Juniarto, Direktur Eksekutif Safenet.

Baca juga: Presiden RI Divonis Bersalah soal Blokir Internet di Papua, Ini Kata Istana

Alasannya, kata Damar, pemerintah maupun Telkom tidak menjelaskan secara rinci alasan di balik situasi ini.

Padahal, kata Damar merujuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, hak atas akses internet merupakan hak dasar warga negara.

"Ada puzzle yang membuat bingung, apa penyebab persis kejadian ini," ujar Damar.

Faktor alam seperti gempa bumi di suatu jalur patahan, memang dapat berdampak pada kabel optik bawah laut, menurut Profesor Hery Harjono, pakar geologi yang belum lama ini pensiun dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Baca juga: Dinyatakan Hakim Bersalah atas Pemblokiran Internet di Papua, Ini Kata Menkominfo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

Regional
Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com