Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjang-anjangan, Budaya Lebaran Tanah Sunda yang Hampir Punah

Kompas.com - 12/05/2021, 18:51 WIB
Reni Susanti,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Santi Susanti (25) melihat jam, pukul 10.00 WIB.

Waktu yang dianggap pas olehnya memasak hidangan Lebaran khas daerahnya, Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Ibu dari dua anak ini memasak beberapa jenis makanan. Ada nasi, ayam, semur bihun campur cabai, sambal goren kentang ati ampela, dan lainnya.

Setelah selesai, ia kemudian menyiapkan rantang. Empat susunan rantang diisi makanan berbeda, sesuai dengan apa yang ia masak.

Untuk nasi, ia kemas dalam bentuk timbel berukuran besar.

Baca juga: Mobil Pelat M Terobos Pos Penyekatan di Malang, Nyaris Lukai Polisi

“Makanan di rantang-rantang ini buat orangtua, mertua, dan sepuh-sepuh. Jadi, saya masak sekalian bukan cuma buat saya, tapi juga sepuh-sepuh,” ujar Santi, kepada Kompas.com di Cililin, KBB, Rabu (12/5/2021).

Bagi keluarga Santi, mengantarkan masakan Lebaran sudah menjadi budaya di kampungnya.

Sejak kecil, menjelang Idul Fitri ia disuruh ibunya untuk mengantarkan makanan, sehari sebelum Lebaran.

Anjang-Anjangan

Budaya yang dimaksudkan Santi bernama anjang-anjangan (saling mengunjungi).

Ada pula yang menyebutnya mawakeun (membawakan), silih raosan (saling mencoba), tergantung daerahnya.

Ketua Kelompok Studi Budaya (KSB) Rawayan, Agustin Purnawan mengatakan, anjang-anjangan merupakan budaya saling mengirim makanan di Tanah Sunda menjelang Lebaran.

Makanan yang dikirim dalam bentuk rantang tersebut dibagikan ke tetangga dan handai taulan.

Biasanya, orang yang menerima rantang, akan menukar makanan tersebut dengan hidangan Lebaran yang ia masak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com