Lambat laun, budaya saling merasakan makanan tersebut hilang. Kini, mengantarkan makanan Lebaran hanya dilakukan antar keluarga.
Misalnya, mengantarkan rantang buat orangtua, kakak, adik, neneng, ataupun saudara lainnya. Untuk tetangga sudah jarang dilakukan.
Bahkan, terkadang, antar saudara pun mulai jarang dilakukan. Biasanya, saudara datang kemudian makan di rumah orang yang dikunjungi.
Baca juga: Lolos dari Penyekatan Mudik, 4 Warga Ini Didatangi Wali Kota Palopo
Salah satu penyebab lunturnya budaya ini adalah para sesepuh atau orangtua dulu satu per satu meninggal. Ia pun merasakan sekali hal ini.
“Emak anak pertama dari lima bersaudara. Dua saudara emak sudah meninggal. Setelah itu budaya (anjang-anjangan) makin hilang di keluarganya,” ungkap dia.
Hanya ada satu atau dua rantang yang diterimanya menjelang Lebaran. Untuk isinya, disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang tersebut.
“Dulu, kere ikan, makanan paling wah. Sekarang, yang punya daging ayam, bisa ngasih daging ayam. Yang punya daging sapi, bisa ngasih daging sapi," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.