Sementara itu, seumlah santri penyandang tuna rungu di Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), giat belajar membaca Al Quran dengan menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pengasuh pondok, Ustaz Abu Kahfi (47), awal mula dirinya mengajar Al Quran dengan bahasa isyarat adalah saat bertemu dengan dua penyandang tuna rungu di Jakarta 12 tahun lalu.
Saat itu, dirinya mengajak dua anak tersebut ke pondok pesantren di Bandung. Abu Khafi pun mencoba belajar bahasa isyarat agar komunikasi dengan keduanya berjalan lancar.
"Awalnya belum belajar agama dulu, saya korek dulu bagaimana belajar isyarat dulu. Saya ajak mereka olah raga bareng anak-anak santri, sebulan Alhamdulillah saya sudah nyambung bahasa mereka," tegasnya.
Seiring berjalannya waktu, saat ini pondok yang diasuhnya telah memiliki 59 orang santri. Usia termuda 6,5 tahun dan yang tertua 28 tahun.
Pria asal Bandung, Jawa Barat itu pun menjelaskan, setiap santri yang masuk ke pondoknya berasal dari berbagai daerah, antara lain DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Lampung, hingga Kalimantan.