Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Inovator di Yogyakarta Ubah Limbah Kantong Plastik Jadi Produk Bangunan

Kompas.com - 30/04/2021, 18:21 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kehidupan sehari-hari, bagi sebagian orang penggunaan kantong plastik sudah hampir tidak terlepaskan.

Bahannya yang ringan, simpel dan kekuatan kelenturannya membuat plastik kresek menjadi andalan untuk membawa barang-barang.

Di sisi lain, seringnya penggunaannya, membuat produksi sampah plastik kresek setiap hari terus bertambah.

Baca juga: Limbah Cair di Sungai Cibeet Karawang Diduga Mengandung Mikroplastik

Kondisi tersebut membuat Tri Setyawati  bersama rekan-rekanya di Lembaga Pengembangan dan Penelitian Desa Ku melakukan penelitian guna mencari solusi yang efektif untuk sampah plastik kresek.

"Latar belakangnya itu, sudah lama orang berbicara tentang sampah, khususnya  plastik. Tapi kita dalam kehidupan sehari itu tidak mungkin lepas dari plastik, solusinya kan sebenarnya bukan pemanfaatan plastiknya tapi pengelolaan limbahnya," ujar Tri Setyawati mewakili tim inventor saat ditemui Kompas.com di lokasi workshop Lembaga Pengembangan dan Penelitian Desa Ku, Sidokerto, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Kamis (22/4/2021).

Diungkapkanya, plastik memiliki jenis yang banyak, antara lain PE (Polyethelene), PP (Polypropylene) hingga PET (Polyethylene Terephthalate).

Masing-masing jenis plastik tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda.

Tri Setyawati dan teman-teman inventor kemudian memilih fokus pada sampah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene).

"Kami fokus ke LDPE (Low Density Polyethylene) yang bahasa sederhana dan orang tahu, kresek. Pada prinsipnya semua jenis plastik bisa digunakan untuk teknologi kami," bebernya.

Baca juga: Dari Limbah Sengon, Yuyun Raup Omzet Rp 200 Juta Per Bulan, padahal Dulu Gadaikan Mobil

Pilihan fokus pada sampah plastik kresek ini bukan tanpa alasan.

Selain tidak mudah terurai, sampah plastik kresek juga jarang dilirik orang, karena harganya cukup rendah dibandingkan sampah plastik lain.

"Pemulung pun malas mengambil sampah plastik kresek, kalau PVC 30 sentimeter saja itu pasti diambil orang tapi kalau kresek ada 10 sampai 15 dijalan dicuekin pasti," tegasnya.

Lembaga Pengembangan dan Penelitian Desa Ku memang fokus pada lingkungan, terutama terkait dengan limbah.

Mereka melihat, limbah kantong plastik banyak menyebabkan masalah sehingga perlu ada solusi yang benar-benar efektif.

"Ada beberapa limbah lain yang kami lakukan, seperti limbah batu bara, limbah sawit. Kami melihat bahwa limbah dapat menyebabkan banyak masalah, tidak hanya kesehatan, lingkungan, tapi ekonomi juga berdampak," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com