Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Inovator di Yogyakarta Ubah Limbah Kantong Plastik Jadi Produk Bangunan

Kompas.com - 30/04/2021, 18:21 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Selain bisa menyelesaikan masalah sampah plastik, produk yang dihasilkan juga mempunyai nilai ekonomi.

Terlebih lagi, infrastruktur terus berjalan dan membutuhkan produk-produk untuk bangunan.

Tak hanya itu, para pemulung pun bisa bertambah pendapatanya dengan mengambil sampah plastik kresek.

"Banyak manfaatnya, satu mengurangi sampah, kedua menggerakan ekonomi artinya pemulung bisa menjadi penambah pendapatan karena yang awalnya tidak dipakai akhirnya bisa diambil,  bank sampah jalan, TPS 3R pun TPA pun bisa bergerak semua," tegasnya.

Baca juga: Ngawur, Ribuan Sampah Medis Dibuang di Hutan, Berbahaya Buat Warga

Menurutnya memang ada banyak penelitian sampah plastik yang dipadukan dengan berbagai media, seperti campuran abu batu.

Namun, proses dan komposisi untuk diterapkanya berbeda.

"Pertama di Indonesia, artinya Kami punya proses berbeda, dengan komposisi berbeda, makanya itu kami patenkan. Satu, proses tidak ada pembakaran dan kedua komposisi juga berbeda, komposisi sama seperti semen, maka dibilang alternatif pengganti semen, artinya kita itu pakai hanya pakai sampai sekitar 30 persen plastik," imbuhnya.

Menurutnya karena basicnya penelitian, tim peneliti mengembangkan mesin cetak sendiri dengan kapasitas kecil. Penelitian selama ini juga dibiayai secara mandiri.

"Penelitian kami banyak di Jakarta. Tapi sebagai warga Yogya, Yogya itu kan menarik. Menariknya sebagai destinasi wisata, banyak orang kratif dan pintar, dan masalah sampah kita tahu, begitu TPA ditutup semua heboh, jadi itu kita angkat dari Yogya dulu," ujarnya.

Tri Setyawati mengungkapkan rencana ke depan mengangkat teknologi ini sebagai solusi sampah plastik. Solusi yang efektif, dan bukan hanya menunda masalah.

Baca juga: Menyoal Limbah Plastik untuk Bahan Bakar Pabrik Tahu

Ke depan harapannya teknologi ini bisa dimanfaatkan dan dirasakan orang banyak. Tidak hanya kota tapi juga desa.

Sampah plastik bisa mereka kelola sendiri. Kemudian diolah digunakan sendiri dan menjadi produk misalnya paving blok.

Kemudian paving blok tersebut dipasang untuk jalan desa.

"Sekarang kalau desa-desa yang banyak desa wisata itukan sampah plastik banyak. Kalau bisa dimanfaatkan, jadi sampah plastik bersih, lingkungan terjaga tapi manfaat balik lagi ke desa dirasakan oleh desa," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com