KOMPAS.com - Melisa angkat suara terkait kasus yang menyerat suaminya JT (38) yang menganiaya seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan.
Ia mengatakan kasus tersebut terjadi karena perawat yang menangani anaknya tidak profesional.
Menurutnya sejak awal anaknya sudah mendapat perlakuan yang tidak mengenakan hati saat dirawat di RS itu.
Sementara itu di Klaten, Suyamto (63) seorang kepala desa membagikan seluruh hasil panen padi dari tanah kas desa untuk warganya.
Padahal hasil panen tanah kas desa adalah jatah untuk kepala desa. Ia telah melakukan sejak lima kali panen untuk meringankan beban warganya yang terdampak pandemi.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:
"Saya mau klarifikasi di sini, kejadian tersebut bermula karena adanya ketidakprofesionalan seorang suster Rumah Sakit dalam melayani pasien." kata Melisa, Minggu (18/4/2021), dikutip dari TribuSumsel.com.
Ia mengatakan perasaannya sudah tak enak sejak bertemu CSR perawat yang dianiaya oleh JT.
"Sebenernya jujur, dari awal di situ perasaan saya sudah tidak enak melihat sikap suster itu. Dari nada bicaranya saja agak ketus, saat menangani anak saya yang rewel juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus'," ujarnya.
Menurutnya, saat melepas selang infus anaknya dilakukan secara tidak profesional.
"Menurut saya sebagai orangtua bisa berakibat fatal, apalagi anak saya masih balita," katanya.
Baca juga: Curhat Melisa, Istri Pelaku Penganiaya Perawat RS Siloam Palembang, Merasa Dipojokkan
Ia adalah pengusaha yang bergerak di bidang perbengkelan dan transportasi.
"Iya memang dari dulu dia bersama mertuanya melakoni usaha jual beli kendaraan bermotor. Tak jauh dari rumahnya, dia memiliki sebuah showroom yang menjual mobil dan motor bekas," kata kerabat JT yang enggan disebut namanya, seperti dilansir dari Tribun Sumsel.