Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Curhat Istri Pelaku Penganiayan Perawat | Kepala Desa Bagikan Padi Gratis ke Warga

Kompas.com - 19/04/2021, 05:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Melisa angkat suara terkait kasus yang menyerat suaminya JT (38) yang menganiaya seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan.

Ia mengatakan kasus tersebut terjadi karena perawat yang menangani anaknya tidak profesional.

Menurutnya sejak awal anaknya sudah mendapat perlakuan yang tidak mengenakan hati saat dirawat di RS itu.

Sementara itu di Klaten, Suyamto (63) seorang kepala desa membagikan seluruh hasil panen padi dari tanah kas desa untuk warganya.

Padahal hasil panen tanah kas desa adalah jatah untuk kepala desa. Ia telah melakukan sejak lima kali panen untuk meringankan beban warganya yang terdampak pandemi.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

1. Curhat istri penganiaya perawat

Tersangka JT saat dihadirkan dalam gelar perkara terkait kasus penganiayaan seorang perawat di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang berinisial CRS,Sabtu (17/4/2021).KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Tersangka JT saat dihadirkan dalam gelar perkara terkait kasus penganiayaan seorang perawat di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang berinisial CRS,Sabtu (17/4/2021).
Melisa, istri JT (38) yang menganiaya seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan angkat suara terkait kasus suaminta.

"Saya mau klarifikasi di sini, kejadian tersebut bermula karena adanya ketidakprofesionalan seorang suster Rumah Sakit dalam melayani pasien." kata Melisa, Minggu (18/4/2021), dikutip dari TribuSumsel.com.

Ia mengatakan perasaannya sudah tak enak sejak bertemu CSR perawat yang dianiaya oleh JT.

"Sebenernya jujur, dari awal di situ perasaan saya sudah tidak enak melihat sikap suster itu. Dari nada bicaranya saja agak ketus, saat menangani anak saya yang rewel juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus'," ujarnya.

Menurutnya, saat melepas selang infus anaknya dilakukan secara tidak profesional.

"Menurut saya sebagai orangtua bisa berakibat fatal, apalagi anak saya masih balita," katanya.

Baca juga: Curhat Melisa, Istri Pelaku Penganiaya Perawat RS Siloam Palembang, Merasa Dipojokkan

2. Profesi tersangka penganiaya perawat

JT pelaku penganiayaan seorang perawat inisial CSR saat dihadirkan dalam gelar perkara di Polrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA JT pelaku penganiayaan seorang perawat inisial CSR saat dihadirkan dalam gelar perkara di Polrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021).
JT tersangka penganiayaan perawat di Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang bukan anggota polisi.

Ia adalah pengusaha yang bergerak di bidang perbengkelan dan transportasi.

"Iya memang dari dulu dia bersama mertuanya melakoni usaha jual beli kendaraan bermotor. Tak jauh dari rumahnya, dia memiliki sebuah showroom yang menjual mobil dan motor bekas," kata kerabat JT yang enggan disebut namanya, seperti dilansir dari Tribun Sumsel.

"Usaha tersebut sudah dilakoninya sejak lebih dari 10 tahun belakangan," lanjutnya.

JT juga memiliki usaha bengkel yang menjual sparepart kendaraan.

"Sebenarnya dia ini memang pengusaha dan rata-rata tepat usahanya ada di Kota Kayuagung," ujar dia.

Baca juga: Mengaku sebagai Polisi, Ternyata Ini Profesi Tersangka Penganiaya Perawat di Palembang

3. Risma tolak tanggapi peluang Pilkada DKI

Wali Kota Surabaya Tri RismahariniKOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Menteri Sosial Tri Rismaharini menolak menanggapi hasil survei yang mengebut dirinya berpeluang unggul di Pilkada DKI 2022 atau 2024.

Mantan Wali Kota Surabaya itu menyebut dirinya saat ini lebih fokus melakukan tugas sebagai Mensos.

Apalagi saat ini Indonesia sedang banyak dilanda bencana dan bantuan untuk korban bencana tidak boleh terlambat.

"Saya mikir itu (bencana) dulu, enggak mikir yang lain-lain. Kok mikir yang aneh-aneh yang beberapa tahun ke depan. Belum tentu juga saya masih hidup," kata Risma di Surabaya, Sabtu (17/4/2021).

Baca juga: Risma: Kok Mikir Aneh-aneh Beberapa Tahun ke Depan, Belum Tentu Juga Saya Masih Hidup

4. Dari tebu beralih ke porang

Heriyanto, petani Porang asal Blora saat berbincang dengan Kompas.com di Kebunnya, Desa Karangjong, Ngawen, Blora, Sabtu (17/4/2021)KOMPAS.com/ARIA RUSTA YULI PRADANA Heriyanto, petani Porang asal Blora saat berbincang dengan Kompas.com di Kebunnya, Desa Karangjong, Ngawen, Blora, Sabtu (17/4/2021)
Salah seorang petani porang asal Blora, Heriyanto beralih dari menanam tebu ke menanam Porang karena hasilnya lebih menjanjikan.

Saat menanam tebu di luas lahan 2.500 meter, ia mendapatkan Rp 9 juta per tahun.

Namun, ketika menanam porang di lahan yang sama, untungnya bisa mencapai sekitar Rp 100 juta.

"Dari Rp 9 juta ke Rp 100 juta, kalau orang enggak mau itu kan kebangetan," ujar dia.

Ia menuturkan lahan 2.500 meter yang ditanami sekitar 4.000 batang dapat menghasilkan katak/bulbil porang sekitar 200 kilogram.

"Kalau saya asumsikan sekilonya Rp 200.000 itu sudah Rp 40 juta, itu baru dari katak lho," kata dia.

Baca juga: Cerita Petani Tebu Beralih Menanam Porang, dari Omzet Rp 9 Juta Kini Rp 100 Juta

5. Kepala desa bagikan padi ke warganya

Kolose sosok Kades Suyamto dan warga tengah asyik memanen untuk dirinya sendiri di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Jumat (16/4/2021). (Tribun Solo/Mardon Widiyanto) Kolose sosok Kades Suyamto dan warga tengah asyik memanen untuk dirinya sendiri di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Jumat (16/4/2021). (Tribun Solo/Mardon Widiyanto)
Suyamto (63) kepala desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah membagikan seluruh hasil padi panennya untuk warga.

Hasil panen tersebut berasal dari tanah kas desa yang merupakan jatah bagi kepala desa.

"Saya yang tanam, warga yang panen, silahkan ambil secukupnya," tutur Suyamto, seperti dilansir dari TribunSolo, Jumat (16/4/2021).

Sudah lima kali panen dari sawah desa dia bagikan kepada warganya. Suyamto ingin meringankan beban warganya yang terdampak pandemi Covid-19.

"Ya saya ikhlas saja meskipun tak seberapa tapi nyatanya setelah itu panenan lain juga bagus hasilnya," ujar dia.

Baca juga: Kisah Suyamto, Kepala Desa di Klaten yang Bagikan Padi Gratis pada Warga: Saya yang Tanam Warga yang Panen, Silakan Ambil

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Achmad Faizal, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor : Candra Setia Budi, Pythag Kurniati, Abba Gabrillin, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com