Slamet Muljana, dalam "Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (2005)", menuliskan nama-nama raja Majapahit dari awal berdiri hingga akhir eksistensinya.
Setelah Kertawijaya, sebut Slamet Muljana, Majapahit dipimpin oleh Bhre Pamotan atau Sang Sinagara (1451-1453 masehi), kemudian mengalami kekosongan selama 3 tahun.
Selanjutnya, Majapahit dipimpin oleh Hyang Purwawisesa (1456-1466), Bhre Pandan Alas (1466-1468), lalu Singawardhana (1468-1474) dan Kertabhumi (1474-1478), serta Njoo Lay Wa (1478-1486).
Sebelum akhirnya benar-benar runtuh, Majapahit dipimpin Girindrawardhana atau Dyah Ranawijaya yang memerintah pada 1486-1527 masehi.
Jejak arkeologis peninggalan Kerajaan Majapahit banyak dijumpai di daerah Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Menurut Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, berbagai benda purbakala yang banyak ditemukan di kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, membuktikan keberadaan dan eksistensi Kerajaan Majapahit di masa lampau.
Majapahit bukan sekedar mitos ataupun dongeng. Jejak arkeologis membuktikan bahwa Majapahit pernah ada di wilayah nusantara dan tumbuh sebagai negara besar dan maju, serta mampu membangun peradaban.
"Berdasarkan bukti arkeologis, Majapahit memang ada, bahkan bukan sekedar pernah ada. Majapahit merupakan negara besar dan memiliki peradaban maju," kata Wicaksono kepada Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.