Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdiri pada Abad Ke-13, Ini Sejarah Kerajaan Majapahit dan Pendirinya

Kompas.com - 27/03/2021, 06:30 WIB
Moh. SyafiĆ­,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penemuan Situs Kumitir di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, membangkitkan ingatan pada sejarah Kerajaan Majapahit.

Apalagi, kajian arkeolog terhadap Situs Kumitir mengerucut pada kesimpulan bahwa temuan struktur bangunan di Kumitir merupakan jejak arkeologis istana persinggahan Raja (Bhre) Wengker di Kotaraja Majapahit.

Baca juga: Soekarno, Raden Wijaya dan Blitar: Menengok Reruntuhan Monumen Pendiri Majapahit

Istana itu merupakan salah satu dari beberapa bangunan istana atau puri untuk raja-raja bawahan dan bangsawan Majapahit, saat hendak menemui Raja Majapahit maupun saat menjalankan tugas di kotaraja.

Berbagai catatan sejarah mengungkapkan, Kerajaan Majapahit berdiri pada akhir abad ke-13, memasuki puncak kejayaan pada abad ke-14, dan diperkirakan runtuh pada abad ke-16.

Pemimpin pertama Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Baca juga: 7 Fakta Situs Kumitir Majapahit, Temuan Jejak Istana hingga Kerangka Manusia

 

Pendiri Kerajaan Majapahit itu dinobatkan menjadi raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka, bertepatan dengan tanggal 10 November 1293.

Sebelum Majapahit berdiri, terdapat rentetan peristiwa yang melibatkan Raden Wijaya sebagai pendiri kerajaan.

Deretan peristiwa itu dimulai dari runtuhnya Kerajaan Singasari akibat serangan Raja Jayakatwang, pemimpin Kerajaan Gelanggelang.

Kerajaan Singasari jatuh setelah diserbu bala tentara Kerajaan Gelanggelang. Kertanegara, penguasa Singasari kala itu, gugur akibat serbuan tentara yang dikirim Jayakatwang.

Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara, sempat mencoba untuk melawan pasukan Gelanggelang yang sudah menguasai istana Singasari. Namun karena kekuatan pasukannya yang terus menurun, Raden Wijaya mundur.

Bersama istrinya, Tribuwana, beserta sejumlah pasukan tersisa, Raden Wijaya meninggalkan Singasari. Mereka berjalan ke jurusan utara menuju ke Madura.

Di tempat itu, Raden Wijaya dan rombongannya diterima dengan ramah oleh pemimpin desa yang bernama Macan Kuping. Mereka dijamu dengan buah kelapa muda dan nasi putih.

"Raden Wijaya terharu menerima sambutan ramah tamah itu," Dikutip dari buku berjudul Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit, karya Prof. Dr. Slamet Muljana (2005), dalam perjalanan menuju Madura, Raden Wijaya singgah di Dusun Pandak.

Setibanya di Madura, Raden Wijaya menemui adipati Wiraraja. Dia diterima dengan ramah oleh penguasa wilayah Madura itu.

Wiraraja menyarankan agar Raden Wijaya sukarela menyerahkan diri kepada Raja Jayakatwang. Kaitannya dengan saran itu, Wiraraja berjanji akan membantu Raden Wijaya bisa menjadi pegawai di keraton Kediri.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com