Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pria yang Naiki Kereta Kencana Pangeran Keraton Yogya Minta Maaf | ASN Tipu 24 Orang hingga Raup Rp 569 Juta

Kompas.com - 04/04/2021, 06:11 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Abdurahman (32), pria asal Jakarta yang menaiki kereta kencana milik Pangeran Keraton Yogyakarta Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat meminta maaf.

Permintaan maaf itu disampaikan Abdurahman secara langsung ke Gusti Yudha.

Abdurahman mengaku tidak tahu aturan yang berlaku yang ada di wilayah Yogyakarta.

Sementara itu, seorang oknum Apartaur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten Lampung Utara ditangkap polisi karena diduga melakukan penipuan dan penggelapan terhadap 24 orang.

Penipuan yang dilakukan NL yakni dengan modus menawarkan seseorang bisa menjadi honorer di Pemprov Lampung.

Dari hasil kejahatannya, NL meraup Rp 569 juta dari para korbannya.

Baca populer nusantara selengkapnya:

1. Pria yang naiki kereta kencana pangeran keraton Yogya minta maaf

Jhope saat menunjukkan kereta kencana yang dinaiki orang tak dikenalKompas.com/Wisang Seto Pangaribowo Jhope saat menunjukkan kereta kencana yang dinaiki orang tak dikenal

Abdurahman (32) warga asal Jakarta yang menaiki kereta kencana milik Pangeran Keraton Yogyakarta GBPH Yudhaningrat telah meminta maaf atas perbuatannya.

Ia mengaku tidak tahu aturan yang berlaku di sana.

"Saya tidak mengetahui aturan-aturan yang berlaku di sini," kata Abdurahman di Ndalem Yudhanegaran, Jumat (2/4/2021).

Abdurahman mengatakan, saat kejadaian itu ia datang ke pendopo Ndalem Yudhanegaran bersama dengan temannya.

Saat itu, ia melihat kerea kecana tersebut, kemudian Abdurahman menaikinya dan meminta temannya untuk mengabadikan dirinya di ata kereta itu.

"Saya lihat kereta ini sangat menarik, lalu saya meminta fotokan teman saat duduk di atas kereta itu," ujarnya.

Sementara itu, Gusti Yudha membenarkan bahwa pria yang menaiki kereta kencana tersebut telah meminta maaf kepada dirinya.

Gusti Yudha pun mengaku telah menerima permintaan maafnya, dan juga memberikan pesan khusus kepada Abdurahman.

"Sudah ada tulisannya, kalau mau foto ya di bawah saja. Saya sudah beritahu, kalau belum ketemu yang punya atau izin jangan foto. Hal semacam itu diterapkan tidak hanya di sini saja, tetapi juga di tempat lain," katanya.

Baca juga: Pria yang Naiki Kereta Kencana Pangeran Keraton Yogya Tanpa Izin Minta Maaf

 

2. Oknum ASN tipu 24 orang dengan modus menawarkan jadi honorer

NL (36) ASN asal Lampung Utara yang ditangkap polisi karena menipu 24 orang dengan modus tawaran sebagai honorer. Tersangka meraup Rp 569 juta dari penipuan itu.KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA NL (36) ASN asal Lampung Utara yang ditangkap polisi karena menipu 24 orang dengan modus tawaran sebagai honorer. Tersangka meraup Rp 569 juta dari penipuan itu.

Wakasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Iptu Djoni Apriyadi mengatakan, penipuan yang dilakukan NL berawal dari salah satu korbannya berinisial Y dihubungi tersangka.

Saat itu, NL mengaku kepada korban bahwa ia bisa mengurus kenaikan pangkat ke eselon III.

Kemudian, tersangka meminta uang sebesar Rp 140 juta kepada korban sebagai syaratnya dan berjanji dalam waktu dekat pangkatnya bisa naik ke eselon III.

Sambil menunggu pengurusan pangkat yang diklaim tersangka, korban juga diminta oleh NL untuk mencari orang yang ingin bekerja sebagai honorer di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemprov Lampung.

Korban pun lantas mencarikan korban, hingga akhirnya terkumpul 23 orang. Namun, setelah memberikan uang para korban tidak ada yang bekerja.

"Total dengan korban pertama, jadi 24 orang yang mengalami penipuan tersebut," ujarnya.

Tak terima dengan kejadian itu, para korbannya kemudian melaporkannya ke polisi hingga akhrinya NL ditangkap.

"Tersangka diamankan pada 28 Maret 2021 lalu dengan dugaan penipuan dan penggelapan," ungkapnya.

Baca juga: ASN Ini Raup Rp 569 Juta Setelah Menipu Bisa Fasilitasi Jadi Honorer

 

3. Api muncul di tengah persawahan di Indramayu

Kobaran api di ekplorasi minyak sumur tua zaman Belanda, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (3/4/2021). Kobaran api tersebut baru muncul dan meresahkan warga sekitar usai insiden terbakarnya tangki minyak T-103 milik PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan Indramayu. (Kompas.com/MOHAMAD UMAR ALWI) Kobaran api di ekplorasi minyak sumur tua zaman Belanda, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (3/4/2021). Kobaran api tersebut baru muncul dan meresahkan warga sekitar usai insiden terbakarnya tangki minyak T-103 milik PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan Indramayu.

Warga yang ada di Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dihebohkan dengan munculnya api di tengah persawahan.

Ternyata, api di tengah sawah itu berasal dari sumur tua eksplorasi minyak zaman Balanda.

Plt Sektetaris BPBD Kabupaten Indramayu Caya mengatakan, pada akhir Desember lalu, dari sumur itu sempat kelaur semburan berupa lumpur, gas. Kali ini, semburan yang keluar dari sumur tersebut berupa api.

Ia pun menegaskan bahawa koban api di sumur eksloprasi minyak zaman Belanda itu bukan milik Pertamina (Persero) Eksplorasi dan Produksi (EP), tapi milik Kementerian Energi da Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Ini bukan milik PT Pertamina tapi ini milik ESDM, jadi harus digarisbawahi. Ini milik Kementerian ESDM bukan milik PT Pertamina," kata Caya.

Dirinya menuturkan, dugaan sementara penyebab kejadian tersebut karena faktor alam.

Baca juga: Heboh, Api Muncul di Tengah Persawahan di Indramayu, Ini Sumbernya

 

4. Kisah bocah 11 tahun tinggal tulang dan kulit, derita tipes akut

Putri Aura (11) warga Desa Meunasah Trieng, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (1/4/2021)KOMPAS.com/MASRIADI SAMBO Putri Aura (11) warga Desa Meunasah Trieng, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (1/4/2021)

Seorang bocah 11 tahun bernama Putri Aura warga Desa Meunasah Trieng, Kecamatan Lhoksukon, Kecamatan Aceh Utara, terbaring tak berdaya di rumahnya. Badannya tinggal tunggal terbalut kulit.

Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata bocah tersebut menderita sakit tipes akut dan sakit paru-paru.

Ayah Putri, Bukhari (40) mengatakan, awalnya anaknya menderita demam tinggi tahun lalu. Setelah itu, ia kesulitan untuk menelan makanan dan minum dan kerap muntah sehingga tidak ada makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya.

Setelah itu kondisinya seperti sekarang ini. Dia baru kelas enam sekolah dasar tahun ini,” kata Bukhari dihubungi melalui telepon, Sabtu (3/4/2021).

Saat anaknya sakit, kata Bukhari, ia pernah membawa anaknya berobat ke Puskesmas dan juga menggunakan obat-obatan tradisional.

Namun, tidak membuahkan hasil dan anaknyan tetap menderita sakit.

Baca juga: Viral Foto Bocah 11 Tahun Tinggal Tulang dan Kulit di Aceh Utara, Derita Tipes Akut

 

5. Buntut video napi berjoget TikTok di Lapas Pariaman, Kalapas dan kepala pengamanan diberhentikan

Video viral yang memperlihatkan sejumlah napi wanita berjoget TikTok ditemani napi pria di dalam Lapas. Kemenkumham Sumbar membenarkan video itu dibuat di Lapas Pariaman, Sumbar. Dok. Screenshoot Video Video viral yang memperlihatkan sejumlah napi wanita berjoget TikTok ditemani napi pria di dalam Lapas. Kemenkumham Sumbar membenarkan video itu dibuat di Lapas Pariaman, Sumbar.

Tiga video yang memperlihatkan narapidana wanita berjoget ria di Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Pariaman viral di media sosial.

Akibat kejadian itu, Kepala Lapas Eddy Junaidi dan Kepala Pengamanan Lapas Rizky Pratama dinonaktifkan sementara.

"Mereka dinonaktifkan sementara dan ditarik ke Kanwil. Ini untuk pemeriksaan kasus itu," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumbar Andika Dwi Prasetya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/4/2021).

Kata Andika, saat ini pihaknya sedang menjalankan pemeriksaan terkait kasus video TikTok itu.

Selain Kalapas dan Kepala Pengamanan Lapas, juga diperiksa sejumlah pengaman di lapas.

"Ada beberapa orang yang diperiksa dari lapas. Termasuk juga warga binaan pemasyarakatannya,"ungkapnya.

Baca juga: Fakta Napi Wanita dan Pria Asyik Berjoget TikTok, Kalapas hingga Kepala Pengamanan Diberhentikan

 

Sumber: KOMPAS.com (penulis: Wisang Seto Pangaribowo, Tri Purna Jaya, Masriadi, Mohamad Umar Alwi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Robertus Belarminus, Aprilia Ika, Pythag kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com