Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Pria yang Naiki Kereta Kencana Pangeran Keraton Yogya Minta Maaf | ASN Tipu 24 Orang hingga Raup Rp 569 Juta

KOMPAS.com - Abdurahman (32), pria asal Jakarta yang menaiki kereta kencana milik Pangeran Keraton Yogyakarta Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat meminta maaf.

Permintaan maaf itu disampaikan Abdurahman secara langsung ke Gusti Yudha.

Abdurahman mengaku tidak tahu aturan yang berlaku yang ada di wilayah Yogyakarta.

Sementara itu, seorang oknum Apartaur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten Lampung Utara ditangkap polisi karena diduga melakukan penipuan dan penggelapan terhadap 24 orang.

Penipuan yang dilakukan NL yakni dengan modus menawarkan seseorang bisa menjadi honorer di Pemprov Lampung.

Dari hasil kejahatannya, NL meraup Rp 569 juta dari para korbannya.

Baca populer nusantara selengkapnya:

Abdurahman (32) warga asal Jakarta yang menaiki kereta kencana milik Pangeran Keraton Yogyakarta GBPH Yudhaningrat telah meminta maaf atas perbuatannya.

Ia mengaku tidak tahu aturan yang berlaku di sana.

"Saya tidak mengetahui aturan-aturan yang berlaku di sini," kata Abdurahman di Ndalem Yudhanegaran, Jumat (2/4/2021).

Abdurahman mengatakan, saat kejadaian itu ia datang ke pendopo Ndalem Yudhanegaran bersama dengan temannya.

Saat itu, ia melihat kerea kecana tersebut, kemudian Abdurahman menaikinya dan meminta temannya untuk mengabadikan dirinya di ata kereta itu.

"Saya lihat kereta ini sangat menarik, lalu saya meminta fotokan teman saat duduk di atas kereta itu," ujarnya.

Sementara itu, Gusti Yudha membenarkan bahwa pria yang menaiki kereta kencana tersebut telah meminta maaf kepada dirinya.

Gusti Yudha pun mengaku telah menerima permintaan maafnya, dan juga memberikan pesan khusus kepada Abdurahman.

"Sudah ada tulisannya, kalau mau foto ya di bawah saja. Saya sudah beritahu, kalau belum ketemu yang punya atau izin jangan foto. Hal semacam itu diterapkan tidak hanya di sini saja, tetapi juga di tempat lain," katanya.

 

Wakasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Iptu Djoni Apriyadi mengatakan, penipuan yang dilakukan NL berawal dari salah satu korbannya berinisial Y dihubungi tersangka.

Saat itu, NL mengaku kepada korban bahwa ia bisa mengurus kenaikan pangkat ke eselon III.

Kemudian, tersangka meminta uang sebesar Rp 140 juta kepada korban sebagai syaratnya dan berjanji dalam waktu dekat pangkatnya bisa naik ke eselon III.

Sambil menunggu pengurusan pangkat yang diklaim tersangka, korban juga diminta oleh NL untuk mencari orang yang ingin bekerja sebagai honorer di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemprov Lampung.

Korban pun lantas mencarikan korban, hingga akhirnya terkumpul 23 orang. Namun, setelah memberikan uang para korban tidak ada yang bekerja.

"Total dengan korban pertama, jadi 24 orang yang mengalami penipuan tersebut," ujarnya.

Tak terima dengan kejadian itu, para korbannya kemudian melaporkannya ke polisi hingga akhrinya NL ditangkap.

"Tersangka diamankan pada 28 Maret 2021 lalu dengan dugaan penipuan dan penggelapan," ungkapnya.

 

Warga yang ada di Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dihebohkan dengan munculnya api di tengah persawahan.

Ternyata, api di tengah sawah itu berasal dari sumur tua eksplorasi minyak zaman Balanda.

Plt Sektetaris BPBD Kabupaten Indramayu Caya mengatakan, pada akhir Desember lalu, dari sumur itu sempat kelaur semburan berupa lumpur, gas. Kali ini, semburan yang keluar dari sumur tersebut berupa api.

Ia pun menegaskan bahawa koban api di sumur eksloprasi minyak zaman Belanda itu bukan milik Pertamina (Persero) Eksplorasi dan Produksi (EP), tapi milik Kementerian Energi da Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Ini bukan milik PT Pertamina tapi ini milik ESDM, jadi harus digarisbawahi. Ini milik Kementerian ESDM bukan milik PT Pertamina," kata Caya.

Dirinya menuturkan, dugaan sementara penyebab kejadian tersebut karena faktor alam.

 

Seorang bocah 11 tahun bernama Putri Aura warga Desa Meunasah Trieng, Kecamatan Lhoksukon, Kecamatan Aceh Utara, terbaring tak berdaya di rumahnya. Badannya tinggal tunggal terbalut kulit.

Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata bocah tersebut menderita sakit tipes akut dan sakit paru-paru.

Ayah Putri, Bukhari (40) mengatakan, awalnya anaknya menderita demam tinggi tahun lalu. Setelah itu, ia kesulitan untuk menelan makanan dan minum dan kerap muntah sehingga tidak ada makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya.

Setelah itu kondisinya seperti sekarang ini. Dia baru kelas enam sekolah dasar tahun ini,” kata Bukhari dihubungi melalui telepon, Sabtu (3/4/2021).

Saat anaknya sakit, kata Bukhari, ia pernah membawa anaknya berobat ke Puskesmas dan juga menggunakan obat-obatan tradisional.

Namun, tidak membuahkan hasil dan anaknyan tetap menderita sakit.

 

Tiga video yang memperlihatkan narapidana wanita berjoget ria di Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Pariaman viral di media sosial.

Akibat kejadian itu, Kepala Lapas Eddy Junaidi dan Kepala Pengamanan Lapas Rizky Pratama dinonaktifkan sementara.

"Mereka dinonaktifkan sementara dan ditarik ke Kanwil. Ini untuk pemeriksaan kasus itu," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumbar Andika Dwi Prasetya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/4/2021).

Kata Andika, saat ini pihaknya sedang menjalankan pemeriksaan terkait kasus video TikTok itu.

Selain Kalapas dan Kepala Pengamanan Lapas, juga diperiksa sejumlah pengaman di lapas.

"Ada beberapa orang yang diperiksa dari lapas. Termasuk juga warga binaan pemasyarakatannya,"ungkapnya.

 

Sumber: KOMPAS.com (penulis: Wisang Seto Pangaribowo, Tri Purna Jaya, Masriadi, Mohamad Umar Alwi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Robertus Belarminus, Aprilia Ika, Pythag kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/04/061100378/-populer-nusantara-pria-yang-naiki-kereta-kencana-pangeran-keraton-yogya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke