Stefanus mengapresiasi langkah taktis yang diambil BPBD Kabupaten Manggarai Timur yang berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk menangani longsor.
“Terima kasih kepada rekan-rekan dari BPBD dan Dinas PUPR yang sudah bergerak cepat turun ke lokasi dan mengambil langkah-langkah taktis untuk penanganan bencana ini. Kita akan tetap berkoordinasi dengan Provinsi NTT untuk penanganan lebih lanjut. Saya harap masyarakat juga ikut aktif membantu teman-teman dari Dinas supaya masalah ini cepat teratasi," jelasnya.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Manggarai Timur Yoseph Marto menyampaikan, Dinas PUPR dan BPBD sudah melakukan langkah teknis untuk penanganan awal bencana longsor. Seperti, membersihkan saluran utama dari material batu dan pasir.
“Kita tetap berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NTT II), untuk penanganan lebih lanjut. Kerusakan yang terjadi cukup besar dan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit juga, untuk itu Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur akan tetap membangun komunikasi dan koordinasi ke BWS NT II yang ada di Kupang.” jelasnya.
Selain pembersihan saluran utama dari sedimen pasir dan batu, Lanjut Marto, beberapa titik longsor yang menutupi jalan juga sudah dibersihkan.
Camat Borong, Yani Gagu menjelaskan, saluran iriasi dari bendungan Wae Laku mengairi tiga desa di wilayah tersebut.
Baca juga: Mulai Diterapkan April, Ini Sejumlah Lokasi Kamera Tilang Elektronik di Kota Blitar...
Saluran yang rusak karena longsor berdampak bagi area persawahan milik petani di wilayah tersebut.
Selain itu, kebutuhan sehari-hari warga tiga desa itu juga terdampak seperti mandi cuci kakus.
"Kemarin saat kunjungan tinjau lokasi longsor oleh Wakil Bupati Manggarai Timur, Jaghur Stefanus tidak sempat ikut karena ada tugas lain yang diselesaikan di kantor. Saya berharap semoga segera diperbaiki oleh Dinas PUPR Manggarai Timur. Untuk luas areal persawahan tiga desa saya minta di aparat desa tersebut," ujarnya saat dihubungi Selasa.
Anggota DPRD NTT Yohanes Rumat menjelaskan, Balai Sungai Wilayah II NTT sudah mendengar informasi longsor di Bendungan Wae Laku, Manggarai Timur.
"Saya sudah diskusi dengan pihak Balai Besar Sungai Wilayah II Provinsi NTT. Pihak Balai akan lakukan observasi, kajian dan analisa bencana tersebut. Dari hasil itu, pihak Balai akan biaya konstruksi kembali untuk menangani bencana tersebut. Saya reses di lokasi bencana itu, 26 Maret 2021," jelasnya saat dihubungi.
Rumat menjelaskan, bencana ini murni karena alam. Untuk itu, kerugiannya akan dihitung agar anggaran perbaikan bisa dimasukkan dalam APBN.
"Pihak Balai Besar Sungai NTT menunggu laporan dari Dinas BPBD dan Dinas PUPR Kabupaten Manggarai Timur. Ia berharap warga Manggarai Timur yang terkena dampak untuk sabar karena ada proses yang harus diatur sesuai regulasi," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.