Ketua Asosiasi Pengusaha Manik (APMA) Kabupaten Jombang, Muhammad Kodri mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama satu tahun membuat enam puluhan perajin terpaksa menghentikan usahanya.
Tertutupnya pasar internasional serta minimnya permintaan produk dari dalam negeri membuat puluhan perajin tak mampu mempertahankan usahanya.
Meski sudah berusaha bertahan dengan cara mengencangkan ikat pinggang ataupun merumahkan sebagian karyawan, namun langkah itu tak banyak menolong.
Dalam setahun terakhir, ungkap dia, puluhan perajin manik manik berguguran dan kini hanya menyisakan tiga puluhan perajin yang masih eksis.
"Pandemi sangat berdampak kepada perajin manik-manik. Banyak teman-teman yang tidak bisa bertahan, akhirnya gulung tikar," kata Kodri.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, terdapat 89 perajin manik-manik di Desa Plumbon Gambang dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 509 orang.
Dalam setahun terakhir, omzet penjualan perhiasan manik-manik di Desa Plumbon Gambang, berkurang rata-rata hanya Rp 300 juta per bulan.
Angka itu jauh dari saat sebelum pandemi, di mana rata-rata omzet penjualan mencapai Rp 1,5 miliar hingga Rp 1,8 miliar per bulan.
Pihaknya terus mendorong dan memfasilitasi para perajin manik-manik untuk memasuki pasar melalui berbagai platform digital.
"Inovasi terus kami lakukan. Untuk pemasaran kami gunakan jalur offline dan online," ujar Kodri.
Baca juga: 10 Tenaga Kesehatan Puskesmas Jombang Terpapar Covid-19 meski Sudah Divaksin, Ini Penjelasan IDI
Untuk pemasaran jalur online, jelas dia, asosiasi perajin manik-manik menggandeng beberapa toko online yang sudah beroperasi memiliki nama besar di Tanah Air.
Sedangkan untuk pemasaran jalur offline, para pelaku IKM bekerja sama membuka gerai produk IKM di salah satu hotel di Kabupaten Jombang.
Terhadap masa depan kerajinan manik-manik, Kodri meyakini masih ada peluang untuk bangkit.
"Harapan selalu ada. Kami yakin industri manik-manik akan bisa bangkit dan kembali bergeliat seperti sebelumnya," kata Kodri.
Kerajinan manik-manik hasil buah tangan para perajin dari Desa Plumbon Gambang, Kabupaten Jombang, telah berjalan selama lebih dari 30 tahun.
Selama tiga puluh tahun berjalan, manik-manik yang diproduksi para perajin pada skala industri kecil menengah (IKM) tersebut mampu menembus pasar internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.