Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Bergantung dengan Barang dari Malaysia, Warga 3 Desa di Kaltara Tetap Ingin Jadi WNI

Kompas.com - 19/03/2021, 06:09 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sepanjang perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kecamatan Lumbis Hulu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ada beberapa daerah yang masih berstatus outstanding boundary problems (OBD). Singkatnya, belum ada kepastian daerah itu masuk wilayah Indonesia atau Malaysia.

Namun, di tengah statusnya yang masih abu-abu, ada tiga desa yang warganya secara tegas menyatakan mereka adalah bagian dari Indonesia.

Ketiganya adalah Desa Lipaga yang berpenduduk 270 jiwa, Desa Kabungolor yang berpenduduk 263 jiwa, dan Desa Tetagas yang berpenduduk 246 jiwa.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Elpiji Diterbangkan ke Perbatasan RI-Malaysia

Pernyataan itu dilakukan seolah melawan kenyataan. Pasalnya, ketiga desa ini kebutuhan pokok sehari-harinya masih dipasok dari Malaysia.

Karena pilihan untuk jadi Warga Negara Indonesia, mereka harus merasakan hidup yang semakin sulit selama pandemi Covid-19.

Malaysia yang menerapkan lockdown membuat barang tidak masuk ke Kecamatan Lumbis Hulu.

Warga perbatasan ini pun harus hidup dengan hasil bumi seadanya.

"Kehidupan kami masih disediakan alam. Kami berburu dan berladang kalau untuk makan. Kesulitan yang mendera kami di perbatasan, bukan alasan kami harus menyerah dengan keadaan. Apalagi meninggalkan negeri kami dengan memilih Malaysia," kata Camat Lumbis Hulu, Justinus, saat dihubungi, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Warga yang Melintas Dekat Perbatasan Diminta Tak Lari jika Bertemu Aparat Malaysia

Suku Dayak Tahol yang mendiami Kecamatan Lumbis Hulu memang dikenal memiliki rasa nasionalisme tinggi untuk Indonesia.

Saat konfrontasi dengan Malaysia terjadi pada 1965, banyak warga Dayak Tahol yang jadi relawan untuk Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan amunisi dan granat aktif oleh Satgas Pamtas RI – Malaysia Yonarhanud 16/SBC di Pegunungan Putao atau lebih dikenal Gunung Ghurka di wilayah tersebut.

"Jadi sekalipun ada iming-iming Malaysia supaya kami pindah, kami katakan tidak! Biar sejengkal, kami tidak rela tanah Indonesia hilang dari kami, kami teguh menjaga sumpah," tegasnya.

Selain itu, ada petuah yang menjadi pegangan oleh warga adat dalam mempertahankan NKRI. Kalimat tersebut adalah, ’Lumuat mingkotoh amarinding ra pamahunan’

"Berdiri teguh menjaga dan menjadi benteng patok hidup di perbatasan," kata Justinus penuh semangat dalam melafalkan kalimat sakral tersebut.

Baca juga: Sabu 50 Kg Ditemukan di Perbatasan Kalbar, BNN: Masuk Lewat Jalur Tikus

Untuk menjaga semangat cinta NKRI, ketua adat dan veteran di Lumbis Hulu selalu menyisipkan sebuah kisah perjuangan.

Baik kisah heroik zaman revolusi ataupun konfrontasi.

"Kami masih memiliki seorang veteran konfrontasi yang masih hidup. Namanya Pak Tukang, beliau yang aktif berhikayat bersama ketua adat. Cerita perjuangan dan budaya adat Tahol selalu terselip dalam setiap kisah yang diceritakan," kata Justinus.

Selain itu, ada warisan turun temurun yang selama ini menjadi wanti wanti sekaligus sebagai wasiat nenek moyang Dayak Tahol.

Di mana pun suku Dayak Tahol berada, dia wajib memiliki tanah di kampung halaman.

Hal tersebut untuk menjaga tanah adat dan tanah ulayat masuk ke Malaysia.

Sebagai informasi, sejumlah daerah di Kecamatan Lumbis Hulu sudah jadi perebutan sejak masa penjajahan.

Baca juga: Miris, 5 Guru Honorer di Nunukan Hanya Digaji Rp 32.500 Per Bulan

Pada 1915, ketika Indonesia masih di bawah penjahanan kolonial Hindia Belanda, wilayah ini menjadi sengketa dengan Kerajaan Inggris yang kala itu menduduki Malaysia.

Kedua negara tersebut berebut jajahan sehingga masih ada sekitar 4.800 hektar di wilayah ini, belum dirampungkan pengukurannya.

"Lokasi OBP itu di sekitar sungai Sinapat yang ada di Lumbis Hulu, dari patok B 2700 sampai B 3100. Luasnya sekitar 4.800 hektar," jelas Justinus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com