KOMPAS.com - Warga Desa Kalimanah, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dikejutkan dengan penemuan seorang bocah yang disekap di sebuah rumah.
Bocah berinisial MN (7) itu ditemukan dalam kondisi kaki dirantai dengan gembok dan ditambatkan di rak besi.
Ironisnya, orangtua MN, yakni AA (30) dan WN (25), ternyata memang sengaja merantai kaki anak mereka.
Saksi tersebut mendengar rintihan tangis anak kecil dari rumah AA dan WN.
Setelah dicari sumber suaranya, saksi mengetahui MN dalam kondisi tak berdaya.
"Mengetahui hal tersebut, saksi langsung melaporkan ke pihak desa kemudian langsung kami tindak lanjuti," kata Cahyadi saat dikonfirmasi, Senin (15/3/2021).
Warga lalu membobol ruangan dapur dan mengevakuasi bocah malang itu.
Baca juga: Tak Hanya Dirantai, Bocah 7 Tahun Ini Juga Ditinggal Sendirian Saat Orangtua Jualan di Pasar
Menurut Cahyadi, orangtua MN mengaku ingin memberi hukuman karena kenakalan anaknya.
"Orangtua korban mengaku melakukan hal tersebut untuk memberi efek jera karena kesal dengan kenakalan anaknya," katanya.
Sebab, selama ini ketika AA dan WM bekerja di pasar, MN selalu pergi bermain.
"Jadi biar anaknya tidak main saat bapak ibunya bekerja di pasar, akhirnya dirantai. Biar tenang pas ninggal anaknya di rumah sendirian. Nanti setelah pulang dilepas lagi rantainya," ujarnya.
Ketika warga mempertanyakan tindakan AA dan WM, pasangan suami istri itu justru meminta warga agar tidak ikut campur.
Sementara itu, Cahyadi mengupayakan agar warga menyelesaikan kasus tersebut melalui jalur kekeluargaan.
Sebab, pasangan itu merupakan warganya sejak 2016.
Mereka termasuk dalam kelompok ekonomi rentan, apalagi WN tengah hamil tiga bulan.
"Kami sedang berupaya untuk mediasi dengan seluruh warga untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan saja sehingga tidak perlu ada penolakan, mengingat istrinya juga sedang hamil tiga bulan," ungkapnya.
Kapolres Purbalingga AKBP Fannky Ani Sugiharto mengungkap bahwa tidak ada tanda kekerasan setelah polisi melakukan pemeriksaan medis.
"Kejadian tersebut terjadi tiga kali dalam waktu yang berbeda dan tidak dilakukan selama 1x24 jam atau lebih secara terus-menerus. Itu dilakukan pada waktu tertentu saat ditinggal orangtuanya bekerja di pasar," jelasnya.
Karena tidak ditemukan tanda kekerasan, polisi kemungkinan akan mengambil langkah pembinaan.
"Dengan kejadian ini, kita harus bisa berpikir positif dan bijak menyikapi sesuatu hal yang terjadi," ucapnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor : Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.