Menurut Cahyadi, orangtua MN mengaku ingin memberi hukuman karena kenakalan anaknya.
"Orangtua korban mengaku melakukan hal tersebut untuk memberi efek jera karena kesal dengan kenakalan anaknya," katanya.
Sebab, selama ini ketika AA dan WM bekerja di pasar, MN selalu pergi bermain.
"Jadi biar anaknya tidak main saat bapak ibunya bekerja di pasar, akhirnya dirantai. Biar tenang pas ninggal anaknya di rumah sendirian. Nanti setelah pulang dilepas lagi rantainya," ujarnya.
Ketika warga mempertanyakan tindakan AA dan WM, pasangan suami istri itu justru meminta warga agar tidak ikut campur.
Sementara itu, Cahyadi mengupayakan agar warga menyelesaikan kasus tersebut melalui jalur kekeluargaan.
Sebab, pasangan itu merupakan warganya sejak 2016.
Mereka termasuk dalam kelompok ekonomi rentan, apalagi WN tengah hamil tiga bulan.
"Kami sedang berupaya untuk mediasi dengan seluruh warga untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan saja sehingga tidak perlu ada penolakan, mengingat istrinya juga sedang hamil tiga bulan," ungkapnya.