BLORA, KOMPAS.com - Supriyanto, warga Desa Geneng, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora baru berusia 30 tahun.
Namun, ia sukses menghadapi pandemi yang merontokkan perekonomian dengan berjualan minuman kekinian "Segara" di pinggir jalan.
Ia mengawali bisnisnya dengan berjualan di kedai (kontainer) pinggir jalan, agar menghilangkan kesan mahal. Ia juga memberikan promo harga minuman mulai Rp 5.000.
Tak disangka, bisnis minuman kekinian yang baru dijalankannya sekitar satu tahun ini kini telah meraup omzet sekitar Rp 60 juta per bulan.
Baca sebelumnya: Berkat Promo Start From Rp 5.000, Bisnis Minuman Pemuda Ini Raup Omzet Rp 60 Juta Per Bulan (1)
Setelah mereknya telah terdaftar di Kemenkumham, Supriyanto kemudian membuat ketentuan untuk menempatkan satu kontainer pada tiap kecamatan.
"Salah satu ketentuan yang paling utama syarat daftar kan kecamatan yang belum ada mitra, karena di kita aturannya satu mitra, satu kecamatan. Itu untuk menghindari persaingan-persaingan," terangnya.
Sehingga untuk wilayah Kabupaten Blora, sudah tidak ada lagi stok kosong. Bahkan, sampai saat ini bisnis tersebut telah memiliki mitra sebanyak 125 yang tersebar di Pulau Jawa hingga Kalimantan.
Pria yang belajar meracik minuman secara otodidak, dari YouTube dan diskusi dengan beberapa temannya tersebut, mengaku perekrutan karyawan sangat penting untuk mempertahankan bisnis yang telah dijalankannya.
"Jadi kita lebih senang yang fresh sih, karena yang fresh lebih enak diatur dan diajari. Karena ada beberapa pengalaman kita mengajari yang sudah senior itu lebih sok tahu dan sebagainya," katanya.
Sebelum karyawannya diterjunkan ke lapangan, mereka terlebih dahulu diberikan pelatihan selama 6 hari agar dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga: Mantan Pemulung Ini Jadi Pengusaha Sukses, Ajak Warga Desa Naik Helikopter Gratis
"Jadi seluruh mitra meskipun di pinggir jalan, itu ada kewajiban untuk training, trainingnya saat ini baru terpusat di Blora, jadi kita memberikan fasilitas training 4 sampai 6 hari kita sediakan penginapan, kita lakukan pelatihan selama 4 hari, kalau 4 hari dirasa masih kurang bisa ada tambahan sampai 6 hari," jelasnya.
Hingga sejauh ini, karyawan yang berada di manajemennya sekitar 30 orang. Belum lagi para mitra-mitra yang juga mempunyai sejumlah karyawan.
"Sejauh ini aman, enggak ada yang terdampak pandemi dan saat ini Alhamdulillah lancar," terangnya.
Baca juga: Kisah Sukses Mantan TKW, Jadi Eksportir Kerajinan hingga ke-17 Negara
Bisnis minuman kekinian yang baru dijalankannya sekitar satu tahun ini telah meraup omzet sekitar Rp 60 juta per bulan.
Bahkan, ia menyebut satu kontainer per bulannya mampu meraup untung Rp 80 juta per bulan.
"Kalau untuk saat ini dari awal buka sampai saat ini alhamdulillah selalu terjadi kenaikan dan cukup stabil," katanya.
"Jadi rata-rata per kontainer (omzetnya) mulai dari Rp 700.000 sampai Rp 2 juta per hari. Jadi kalau kita kalkulasikan dalam sebulan mungkin Rp 25 (juta) sampai Rp 60 juta, tetapi banyak juga yang grand openingnya bagus, terus mereka mempertahankannya juga bagus, ada yang sampai Rp 80 juta, itu yang kedai kontainer itu," urainya.
Baca juga: Cerita Supriyanto Memulai Bisnis Minuman Kekinian, Baru Setahun Omzetnya Rp 60 Juta Per Bulan (3)
(BERSAMBUNG)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.