Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjual Es Krim di Lampung, Kestabilan Pasokan Listrik Pengaruhi Omzet Penjualan

Kompas.com - 28/02/2021, 23:00 WIB
Tri Purna Jaya,
Dony Aprian

Tim Redaksi


LAMPUNG, KOMPAS.com - Rismanto (11) seperti tidak sabar membuka tutup freezer gerai es krim di toko yang berada di pertigaan Jalan Minak Sangaji, Kemiling.

Siang hari itu cuaca sangat panas hingga menyengat kulit, Minggu (21/2/2021).

Uap dingin menyapu wajah anak lelaki tersebut.

Tangannya memilah varian rasa favorit es krim merek Aice itu.

"Dek, jangan dibuka dulu. Tutup aja sambil milihnya," tegur Tumijan (40) pemilik Toko LaBib dimana Rismanto hendak membeli es krim.

Bocah lelaki itu mengambil sebungkus es krim varian rasa jagung kemudian menyodorkan uang ke Tumijan.

“Yang ini aja Pak De. Kembaliannya aku ambil sosis ya,” kata Rismanto yang langsung membuka bungkus es krim dan memakannya dengan lahap.

Baca juga: Mencicipi Es Kapal, Minuman Khas Solo yang Populer sejak 1950

Aliran listrik menuju freezer di toko Tumijan sedikit tersendat.

Sebab, kabel terminal sambungan listrik di tokonya putus karena digigit tikus.

"Kalau (listrik) putus, maksimal 1 jam masih beku. Tapi itu juga jangan terlalu lama dibuka. Ini kabelnya putus digigit tikus, baru sadar tadi pas buka toko. Ta ganti dulu ya, Mas, kabelnya,” kata Tumijan.

Bagi penyedia es krim seperti warungnya, Tumijan mengatakan, kestabilan pasokan listrik menjadi vital karena menyangkut tingkat kebekuan es.

Sejauh ini, aliran listrik di wilayahnya masih stabil dan sangat jarang padam.

"Ya pernah juga (padam), tapi enggak pernah lama, paling setengah jam udah nyala lagi," kata Tumijan.

Es Krim Tetap Beku Pembeli Menyerbu

Dengan terjaminnya kestabilan pasokan listrik ini, kata Tumijan, berpengaruh langsung dengan minat pembeli.

Pernah pada suatu waktu, aliran listrik di wilayah itu padam hingga lebih dari dua jam.

Akibatnya, puluhan bungkus es krim yang dijualnya mencair.

Padahal, daya beli dan minat masyarakat untuk mengonsumsi es krim di toko Tumijan itu termasuk tinggi.

"Kalau sekarang satu minggu bisa dua kali order ke sales. Ya dapat untung per minggunya bisa Rp 300.000-Rp 400.000," kata Tumijan.

Baca juga: Bencana Alam di Awal Tahun, Longsor hingga Hujan Es Melanda Cianjur

Tumijan merengkuh cuan berlimpah sekitar dua tahun lalu.

Saat pertama kali menyajikan es krim sebagai barang dagangan di tokonya itu.

Dalam seminggu, keuntungan Tumijan dari berjualan es krim merek Aice itu bisa mencapai Rp 1,3 juta.

"Satu hari bisa habis enam sampai delapan dus. Pagi pesan, malam pesan lagi ke sales," kata Tumijan.

Humairah (56), pemilik toko kelontong yang berada di Jalan Agus Salim mengakui ketersediaan pasokan listrik yang stabil menjadi jaminan untuk outlet es krim Glico Wings di tokonya itu.

"Ya kalau mati lampu (padam listrik) pada cair, Mas. Banyak yang ga jadi beli kalau es krimnya cair," kata Humairah.

Humairah mengatakan, pangsa pasar penjualan es krim merek Glico Wings di tokonya itu adalah masyarakat sekitar dan siswa sekolah.

"Harganya murah, untung buat pedagang juga lumayan, Mas. Makanya, kalau lagi mati lampu (padam listrik), ya berkurang penghasilan toko," kata Humairah.

Ketersediaan Listrik Pertimbangan Distributor Es Krim

Kestabilan pasokan listrik ini diakui sebagai salah satu faktor permintaan warga menjadi reseller diterima oleh distributor es krim.

Manager Marketing Aice Lampung Defiana mengatakan, pasokan listrik yang stabil bisa menjamin terjaganya kualitas dari produk.

“Tentu, kami, es krim Aice sangat menjunjung tinggi kualitas,” kata Defiana di Bandar Lampung, Jumat (26/2/2021).

Defiana menambahkan, kualitas es krim sangat tergantung dari suhu freezer.

“Kualitas es krim ini sangat bergantung dengan suhu freezer yang bagus. Dan ini hanya bisa didapat dari pasokan listrik yang stabil,” kata Defiana.

Terkait hal itu, Defiana mengatakan, diharapkan kestabilan pasokan listrik bisa merata di seluruh daerah.

“Sehingga, membantu toko untuk lebih produktif dan berpenghasilan lebih banyak, yang pada akhirnya ikut menopang kemajuan perekonomian suatu daerah,” kata Defiana.

PLN Jamin Kestabilan Pasokan Listrik

Ketersediaan pasokan listrik tanpa henti untuk wilayah Lampung ini sendiri dijamin oleh PLN Lampung.

Manajer Senior Perencanaan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung, Abdullah mengungkapkan, cadangan daya untuk wilayah Lampung masih cukup banyak.

Lampung punya pasokan pembangkit listrik sebesar 1074,7 MW (Megawatt), ditambah transfer dari penyaluran dan pusat pengatur beban Sumatera (P3BS) sebesar 450 MW.

“Sementara, beban puncak per Oktober 2020 kemarin adalah 1140 MW. Jadi kita masih punya banyak cadangan daya,” kata Abdullah di Bandar Lampung, Kamis (25/2/2021).

Cadangan daya yang mencapai 384 MW tersebut, kata Abdullah, adalah jaminan terpenuhinya kebutuhan listrik di Lampung.

“Ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, khususnya peningkatan perekonomian. Kita juga ada program tambah daya yang murah bagi UMKM,” kata Abdullah.

Di sisi lain, jika pun pasokan dari dalam provinsi tidak mencukupi lantaran pertumbuhan daya yang masif, Abdullah mengatakan, PLN telah membuat strategi taktis.

“Jika pembangkit di dalam (provinsi) kurang, kita kirim (transmisi) dari Sumatera Selatan,” kata Abdullah.

Transmisi itu yakni dengan membangun Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 275 KV untuk menaikkan tegangan pengiriman transmisi.

“Saat ini kita masih pakai SUTT 150 KV, dengan rencana untuk pakai SUTT 275 KV, maka ketika kebutuhan pasokan perlu ditambah, sudah tidak sulit lagi. Itu strategi untuk menjamin ketersediaan listrik di Lampung,” kata Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com