KOMPAS.com - Kota Solo, Jawa Tengah, selain terkenal dengan kota budaya juga banyak dijumpai makanan dan minuman tradisional yang menggugah selera.
Salah satunya adalah minuman segar yang biasa disebut dengan es kapal.
Dikutip dari buku Kuliner Tradisional Solo karya Dawud Achroni, minuman tersebut diketahui sudah populer di kalangan masyarakat Solo sejak tahun 1950.
Nama es kapal itu sendiri diambil dari bentuk gerobak yang digunakan para penjual untuk menjajakan es.
Pasalnya, gerobak yang digunakan untuk berjualan minuman ini sedikit berbeda dengan gerobak pada umumnya.
Baca juga: Mengenal Kopi Wonogiri, Potensi dan Sejarahnya
Sebab, ada bentuk lancip di salah satu sisi gerobak sehingga menyerupai kapal. Tidak ada makna khusus penjual menggunakan gerobak tersebut. Saat itu, tujuan para penjual menggunakan gerobak itu hanya agar menarik minat para pembeli.
Es kapal ini dibuat dari campuran es parut, santan, dan sirup cokelat yang dibuat dari gula jawa.
Dalam penyajiannya, es kapal ini juga dilengkapi dengan sepotong roti tawar dan dimakan dengan cara dicelupkan ke dalam es tersebut.
Cara menikmati roti tawar ini memiliki sensasi berbeda dengan menikmati sajian es lainnya.
Salah satu penjual es kapal tersebut adalah Suradi. Ia berjualan sejak 1957, kala itu usianya masih 15 tahun.
Baca juga: Asal-usul Kota Solo, dari Geger Pecinan hingga Perjanjian Giyanti