Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Terang di Pantai Cacalan Banyuwangi

Kompas.com - 27/02/2021, 07:27 WIB
Rachmawati

Editor

Warga kemudian memanfaatkan air sungai di muara pantai yang membentuk rawa untuk bermain kano. Mereka juga menambahkan lampu-lampu cantik serta pondok bambu yang bisa digunakan pengunjung bersantai.

"Namanya pantai pasti gelap. Dari pada dimanfaatkan buat yang enggak-enggak, kita kasih lampu. Selain terang, kita pokdarwis juga bisa memantau pengunjung dan mereka bisa main kano malam hari. Tapi tetap jam malamnya tetap kita batasi," kata Awan.

Baca juga: Rabo Pungkasan, Warga Banyuwangi Berkumpul di Pantai Cacalan

Tempat singgah VOC

Sementara itu sejarawan Banyuwangi, Suhailik bercerita Pantai Cacalan dulu dikenal dengan nama Pantai Klatak atau Tanjung Jajang.

Pantai tersebut dijadikan tempat bersandar dua kapal besar dari Semarang yang membawa orang-orang VOC. Dua kapal besar tersebut bersandar di Pantai Klatak pada 17 September 1691.

Kedatangan mereka untuk menjalin kerja sama dengan Kerajaan Blambangan terkait pembayaran bea cukai. Kala itu, Kerajaan Blambangan dipimpin oleh Prabu Tawangalun II.

Mereka memilih jalur laut karena akses jalan darat masih belum ada. Jalur Anyer Panarukan baru dibuka tahun 1808 dan jalur laut adalah satu-satunya pintu masuk Kerajaan Blambang dari sebelah timur.

Baca juga: Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Akan Berkantor di Desa 2 Kali Sepekan, Ini Alasannya...

Kedatangan orang-orang VOC tersebut disambut oleh Singayudo, yang menjabat semacam kepala bea cukai dan dewan kenegaraan dari Kerajaan Blambanga.

Singayuda menggelar upacara penyambutan dan minum tuak di Pantai Klatak. Tempat minum tuak menggunakan potongan bambu yang diambil dari pohan bambu yang tumbuh di sepanjang Pantai Klatak.

Karena cara pengambilannya "dicacal" (dicangkul) maka pantai tersebut dikenal juga dengan nama Pantai Cacalan.

Tak hanya itu. Pantau Cacalan juga mejadi tempat pendaratan pasukan Panji Sakti, salah satu raja Buleleng Bali untuk menahan serangan Untung Suropati pada tahun 1676.

Baca juga: 6 Kuliner Khas Banyuwangi dari Rujak Soto sampai Botok Tawon, Cobain Saat Singgah

Pesona malam di Pantai Cacalan

Wisata kano Pantai Cacalan Banyuwangi saat malam hari.Dokumentasi Pantai Cacalan Banyuwangi Wisata kano Pantai Cacalan Banyuwangi saat malam hari.
Humas Pantai Cacalan, Awan Miswantoro bercerita jika dirata-rata, kunjungan wisatawan di pantai tersebut mencapai 5.000 orang per bulan.

Bahkan pengelola pantai tersebut pernah mendapatkan pemasukan hingga Rp 85 juta per bulan dari biaya masuk kunjungan.

Saat ini mereka telah mempekerjakan 30-an orang dari warga sekitar mulai jaga parkir hingga tiket masuk.

Selain itu ada delapan warung yang dikelola oleh warga sekitar. Untuk listrik mereka memanfaatkan SPLU yang ada di Pantai Cacalan dan membeli token listrik dari Pokdarwis.

Baca juga: Aturan dan Larangan di Alas Purwo Banyuwangi

Para pengelola warung juga wajib untuk membeli bahan makanan juga dari toko milik warga yang ada di sekitar Pantai Cacalan. Serta mempekerjakan warga sekitar untuk menjadi pelayan atau memasak di warung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com