Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkejut lantaran mengetahui kantornya kebanjiran.
Pada saat kantornya terendam banjir, Ganjar sedang berada di Kabupaten Kudus.
Ia pun segera mengecek kondisi kantornya di Semarang.
"Impossible, mosok kantor gubernur banjir, ini agak aneh. Saya tanya BMKG, hujannya cukup lebat, saya minta cek air kirimannya dari mana," kata dia.
Dia pun meminta untuk dilakukan pemeriksaan.
"Agak aneh karena baru terjadi hari ini. Saya minta semacam audit air datang dari mana, karena kalau dari sekitar sini saja tidak mungkin segede itu," kata dia.
Penasaran, Ganjar pun menelusuri lokasi sebuah proyek pembangunan gedung baru di kompleks kantornya.
"Di parkiran air tidak bisa keluar mustahil, pasti ada yang tersumbat. Ketahuan, pembangunan gedung DPRD ini," kata dia.
Baca juga: Kaget Kantornya Kebanjiran, Ganjar: Impossible, Mosok Kantor Gubernur Banjir
Tak heran kartu keluarga mereka pun berlembar-lembar.
Pasangan itu rupanya menikah di usia muda. Mulyono saat itu berusia 12 tahun, sedangkan Partina 11 tahun.
Selang dua tahun kemudian, mereka melahirkan anak pertama.
Pasangan itu mulanya hanya berniat punya dua anak. Mereka awalnya ingin anak lelaki, namun yang lahir perempuan.
"Awalnya ingin punya anak laki-laki, tapi yang lahir perempuan. Akhirnya keterusan (sampai 16 anak)," kata Mulyono.
Meski sebagai penjual bakso keliling tak mudah menghidupi belasan anak, tetapi pasangan itu mengaku bahagia.
Tetapi di tengah kebahagiaan itu, keluarga tersebut terancam tak memiliki tempat tinggal.
Sebab mereka selama ini hidup menumpang di rumah orang dan rumah tersebut telah laku dijual oleh pemiliknya.
Mereka diberi waktu hingga bulan Mei 2021 untuk tinggal di tempat tersebut.