Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Uang Rp 12,5 Juta Milik Nasabah BRI Hilang Misterius | Ganjar Kaget Kantornya Kebanjiran: Impossible

Kompas.com - 25/02/2021, 07:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Bojonegoro, Jawa Timur mengaku kehilangan uang belasan juta secara misterius.

Total sudah ada lima nasabah yang melaporkan kejadian tersebut.

Sedangkan di Semarang, Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkejut lantaran kantornya kebanjiran.

Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:

Baca juga: Cerita Mulyono dan Partina, Menikah di Usia 11 Tahun, Miliki 16 Anak tapi Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

1. Uang Rp 13 juta hanya tersisa Rp 500.000

Ilustrasi mesin ATMThinkstock.com/uncle_daeng Ilustrasi mesin ATM
Di Bojonegoro, Jawa Timur, sejumlah nasabah BRI mengaku kehilangan uang belasan juta secara misterius.

Jumlah nasabah yang melaporkan kejadian tersebut sebanyak lima orang.

Salah seorang nasabah BRI yang menjadi korban ialah Aris, warga Desa Campurrejo, Bojonegoro.

Ia mengaku saldo tabungannya yang semula berjumlah Rp 13 juta tiba-tiba hanya tersisa Rp 500.000 saja.

"Kaget sih, enggak merasa melakukan penarikan kok tiba-tiba saldo tabungan berkurang," ujar dia.

Ia pun melaporkan ada lima transaksi misterius yang menyedot saldo rekeningnya.

Asisten Manajer Operasional Kantor BRI Cabang Bojonegoro, Lusujiana membenarkan adanya warga yang mengaku kehilangan uang di rekeningnya.

Pihaknya telah mengirim laporan kepada BRI pusat untuk menginvestigasi raibnya uang nasabah.

"Iya, sudah kita laporkan dan untuk langkahnya 14 hari kerja untuk mengetahui hasil laporan," tambah dia.

Baca juga: Pagi Hari Uang di Tabungan Rp 13 Juta, Besoknya Tiba-tiba Terkuras, Tersisa Rp 500.000

Gubernur Jawa Tengah Ganjar PranowoKOMPAS.com/istimewa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

2. Ganjar kaget kantornya kebanjiran

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkejut lantaran mengetahui kantornya kebanjiran.

Pada saat kantornya terendam banjir, Ganjar sedang berada di Kabupaten Kudus.

Ia pun segera mengecek kondisi kantornya di Semarang.

"Impossible, mosok kantor gubernur banjir, ini agak aneh. Saya tanya BMKG, hujannya cukup lebat, saya minta cek air kirimannya dari mana," kata dia.

Dia pun meminta untuk dilakukan pemeriksaan.

"Agak aneh karena baru terjadi hari ini. Saya minta semacam audit air datang dari mana, karena kalau dari sekitar sini saja tidak mungkin segede itu," kata dia.

Penasaran, Ganjar pun menelusuri lokasi sebuah proyek pembangunan gedung baru di kompleks kantornya.

"Di parkiran air tidak bisa keluar mustahil, pasti ada yang tersumbat. Ketahuan, pembangunan gedung DPRD ini," kata dia.

Baca juga: Kaget Kantornya Kebanjiran, Ganjar: Impossible, Mosok Kantor Gubernur Banjir

3. Kisah suami istri di Malang punya 16 anak

Pasangan Mulyono dan Partina saat berfoto bersama anak-anaknya di kediamannya di Jalan Karamatau nomor 19 Kota Malang, Rabu (24/2/2021).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Pasangan Mulyono dan Partina saat berfoto bersama anak-anaknya di kediamannya di Jalan Karamatau nomor 19 Kota Malang, Rabu (24/2/2021).
Cerita suami istri di Malang, Jawa Timur, Mulyono dan Partina viral di media sosial lantaran memiliki 16 anak.

Tak heran kartu keluarga mereka pun berlembar-lembar.

Pasangan itu rupanya menikah di usia muda. Mulyono saat itu berusia 12 tahun, sedangkan Partina 11 tahun.

Selang dua tahun kemudian, mereka melahirkan anak pertama.

Pasangan itu mulanya hanya berniat punya dua anak. Mereka awalnya ingin anak lelaki, namun yang lahir perempuan.

"Awalnya ingin punya anak laki-laki, tapi yang lahir perempuan. Akhirnya keterusan (sampai 16 anak)," kata Mulyono.

Meski sebagai penjual bakso keliling tak mudah menghidupi belasan anak, tetapi pasangan itu mengaku bahagia.

Tetapi di tengah kebahagiaan itu, keluarga tersebut terancam tak memiliki tempat tinggal.

Sebab mereka selama ini hidup menumpang di rumah orang dan rumah tersebut telah laku dijual oleh pemiliknya.

Mereka diberi waktu hingga bulan Mei 2021 untuk tinggal di tempat tersebut.

Baca juga: Kisah Pasutri di Malang Punya 16 Anak, Ingin Dapat Laki-laki tetapi Lahirnya Perempuan, lalu Keterusan

4. Praka MS jadi tersangka jual ratusan amunisi hingga ke tangan KKB

Oknum anggota TNI menjadi tersangka dalam kasus penjualan amunisi kepada warga sipil hingga sampai ke tangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Komandan Detasemen Polisi Militer (Kapomdam) Kodam XVI Pattimura Kolonel Cpm Paul Jhohanes Pelupessy mengatakan Praka MS menjual 600 butir peluru.

“Bagaimana cara amunisi 600 di satu orang prajurit, jadi pada saat latihan menembak dia berusaha mengumpulkan munisi-munisi itu. Trik tersangka ini pada saat latihan menembak dia pergi setelah mendapatkan munisi lalu dia ambil dia sembunyikan, lalu selesai latihan besok paginya dia datang kembali untuk mengambil amunisi yang dia sembunyikan,” kata Paul di kantor Polresta Pulau Ambon, Selasa (23/2/2021).

Paul memastikan akan memberikan sanksi tegas hingga pemecatan.

"Dan perintah Bapak Panglima apa pun hukumannya tambahannya adalah pemecatan jadi tidak main-main,” ungkapnya.

Baca juga: Praka MS Jadi Tersangka, Kumpulkan Ratusan Amunisi Saat Latihan Menembak dan Dijual hingga ke Tangan KKB

5. Jokowi berjalan di pematang saat hujan deras

Foto oleh Fotografer Presiden Agus Suparto. Presiden Joko Widodo meninjau lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2/2021). Kompas.com/Fitria Chusna Farisa Foto oleh Fotografer Presiden Agus Suparto. Presiden Joko Widodo meninjau lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2/2021).
Dalam kunjungannya di areal food estate atau lumbung pangan Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Presiden Joko Widodo sempat berjalan di pematang sambil memegang payung di tengah hujan deras.

Peristiwa itu direkam dalam sebuah video dan viral di media sosial.

Bupati Sumba Tengah Paulus S K Limu mengaku terkesan dengan aksi presiden.

"Kesannya sangat luar biasa, sangat sederhana, ini yang menjadi panutan kita," kata Paulus saat dihubungi, Selasa (23/2/2021).

Paulus menyebut masyarakat di sekitar food estate sepakat mengabadikan nama Jokowi di salah satu bukit di kawasan itu.

"Kita menamakan Pendopo Bukit Jokowi. Karena rumah ada juga (sana)," ungkap Paulus.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Andi Hartik, Riska Farasonalia, Rahmat Rahman Patty | Editor: Dheri Agriesta, Robertus Belarminus, David Oliver Purba, Pythag Kurniati, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com