Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Tuban, Legenda Aryo Dandang Wacono hingga Pelantikan Adipati Ranggalawe

Kompas.com - 21/02/2021, 08:09 WIB
Rachmawati

Editor

Walaupun demikin Lembu Sora tetep mendukung Nambi menjadi patih.

Mengetahui hal itu, Ranggalawe marah dan keluar dari istana. Lembu Sora meminta keponakannya untuk meminta maaf kepada Raden Wijaya. Tapi ia tetap menolak dan memilih kembali ke Tuban.

Baca juga: Tak Ikut Borong Mobil, Pengunggah Video Miliarder Tuban Pilih Habiskan Rp 9,7 M untuk Hal Ini

Nambi kemudian dipengaruhi dengan desas-desus yang mengatakan Ranggalawe akan melakukan pemberontakan pada Majapahit.

Ia pun menyerang Tuban ditemani oleh Lembu Sora dan Kebo Anabrang.

Dalam peperangan tersebut, Ranggalawe dan Kebo Anabrang sama-sama tewas di Sungai Tambak Beras.

Ranggalawe tewas di tangan Kebo Anabrang. Sementara Anabrang tewas ditangan Lembu Sora yang menikamnya saat tahu keponakannya, Ranggalawe sekarat.

Oleh Raden Wijaya, jasad Ranggalawe dan Mahisa Anabrang dibawa ke Puri Majapahit untuk mendapatkan penghormatan serta disucikan lalu dibakar dan abunya dibuang ke laut.

Baca juga: Beli Expander, Warga Desa Tuban Ini Mengaku Lebih Sulit Naik Traktor di Sawah

Ranggalawe tetap dianggap pahlawan dan keturunannya tetap diberi kesempatan untuk memimpin Tuban karena Ranggalawe berjasa besar pada Raden Wijaya saat memulai Kerajaan Majapahit.

Hingga saat ini Ranggalawe tetap menjadi pahlawan bagi masyarakat Tuban. Bahkan

Bahkan dalam lambang daerah Kabupaten Tuban, disertakan gambar kuda hitam dan tapal kuda kuning.

Disebutkan kuda Hitam adalah kesayangan Ronggolawe, pahlawan yang diagungkan oleh masyarakat Tuban karena keikhlasannya mengabdi kepada Negara watak kesatriaannya yang luhur dan memiliki keberanian yang luar biasa.

Sedangkan tapal kuda ronggolawe berwarna kuning emas melingkari warna dasar merah dan hitam melambangkan kepahlawanan yang cemerlang dari Ronggolawe.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com