Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Tuban, Legenda Aryo Dandang Wacono hingga Pelantikan Adipati Ranggalawe

Kompas.com - 21/02/2021, 08:09 WIB
Rachmawati

Editor

Orang Cina menyebut Tuban dengan nama Duban atau nama lainnya adalah Chumin.

Pasukan China-Mongolia (tentara Tatar) yang menyerang Jawa bagian Timur pada tahun 1292 mendarat di pantai Tuban. Dari Tuban pula sisa-sisa tentara China meninggalkan Pulau Jawa untuk kembali ke negaranya.

Sejak abad ke 15 dan 16, kapal-kapal dagang yang berukuran sedang sudah terpaksa membuang sauh di laut yang cukup jauh dari garis pantai.

Sesudah abad ke-16, pantai di Tuban menjadi dangkal oleh endapan lumpur. Keadaan geografis seperti ini membuat kota Tuban dalam perjalanan sejarah tak lagi menjadi kota pelabuhan penting di Tanah jawa.

Pelantikan Adipati Ranggalawe

Kabupaten Tuban merayakan hari jadinya pada tanggal 12 November yang merujuk pelantikan Raden Haryo Ronggolawe sebagai Adipati Tuban oleh Raden Wijaya, raja pertama Kerajaan Majapahit pada 12 November 1293.

Ranggalawe adalah salah satu pengikut setia Raden Wijaya. Ia adalah putra Arya Wiraraja, Bupati Sumenep dan memiliki paman bernama Lembu Sora.

Diceritakan jika Ranggalawe, Arya Wiraraja, dan Lembu Sora mendukung Raden Wijaya yang merintis Kerajaan Majapahit di tepi Sungai Brantas, Mojokerto.

Namun Ranggalawe sempat dianggap melakukan pemberontakan saat Kerajaan Majapahit yang masih berusia muda.

Baca juga: Kilang Tuban, Proyek Pertamina yang Sempat Ditolak, Kini Bikin Warga Jadi Miliarder

Ia lalu meninggal di tangan Kebo Anabrang yang memimpin pasukan Majapahit menyerang Tuban. Peperangan mereka terjadi di sekitar Sungai Tambak Beras, Jombang.

Dalam Kakawin Nagarakertagama tidak disebutkan ada pemberontakan dari Ranggalawe.

Namun di Kidung Ranggalawe dijelaskan jika konflik Ronggolawe dengan Majapahit berawal saat pengangkatan Nambi sebagai Patih Amangkubumi Majapahit.

Dikutip dari Historia.co.id, Kidung Ranggalawe menyebut Ranggalawe sebagai amanca nagara di Tuban dan adipati di Datara. Tokoh yang memimpin pasukan Singhasari ke Malayu menjadi panglima perang dan mendapat nama Kebo Anabrang.

Namun, Kidung Harsawijaya menyebut Ranggalawe sebagai patih amangkubhumi, Nambi sebagai demung, dan Sora sebagai tumenggung.

Baca juga: Borong Mobil Usai Jual Tanah ke Pertamina, Warga Tuban Ini Mengaku Tak Bisa Menyetir

Goa Suci di TubanDok. disparbudpora.tubankab.go.id Goa Suci di Tuban
Ranggalawe mengatakan kepada Raden Wijaya bahwa Nambi tak lebih gagah berani dan perwira dibanding dirinya. Dia juga merasa lebih berperan dalam membantu Wijaya mendirikan Majapahit.

Ranggalawe menganggap jika posisi Patih Amangkubumi lebih layak dipegang oleh Lembu Sora, paman dari Ranggalawe

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com