Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plastik Kembali di Pulau Lombok, Olah Sampah Jadi Produk Seharga Jutaan Rupiah

Kompas.com - 08/02/2021, 10:10 WIB
Rachmawati

Editor

Odist mendirikan Bank Sampah Mandiri NTB pada 2011 dan kini mengelola Lombok Eco Craft di Kota Mataram, yang merupakan solusi inovatif bagi komunitasnya untuk mengatasi ketergantungan plastik sekali pakai.

Melalui cara-cara kreatif mengolah sampah yang tidak berharga seperti ban bekas dan bungkus bahan minuman kemasan menjadi tas tangan, taplak meja, gantungan kunci, dan alas piring, dia bersama puluhan perempuan setempat telah menciptakan banyak karya di ibu kota provinsi tersebut.

Baca juga: Soal Banjir di Mandalika, 17 Dusun Terendam Air dan Proyek Sirkut MotorGP Terus Berjalan

Beberapa produk mereka dijual secara eceran dengan harga variasi hingga Rp1 juta.

"Saya tidak menerima sampah yang bisa dijual orang-orang di tempat lain, seperti botol plastik atau kertas," kata Odist.

"Saya hanya menginginkan sampah yang tidak ada harganya, seperti bungkus bahan minuman yang menyampahi kali-kali dan berserakan di pantai-pantai kita."

"Dengan cara itu, kami bisa mengubah sesuatu yang tadinya tidak berharga menjadi sebuah produk yang membuat orang ingin membelinya di masa depan dan, di saat yang sama, turut membantu membersihkan pulau."

Baca juga: Mandalika Banjir, Bagaimana Nasib Proyek Sirkuit MotoGP?

Odist juga mengaku tidak menerima pelanggan di lokasi yang jauh dengan harapan orang-orang di pulau itu bisa membuat usaha mereka sendiri secara mandiri.

Salah satu contohnya adalah Plastik Kembali, yaitu studio desain produk yang berlokasi di Serong Belanak dan secara mandiri mengolah plastik sekali pakai.

Didirikan pada 2019 oleh pasangan Amerika-Swiss, Elissa Gjertson dan Daniel Schwizer, Plastik Kembali hanya dimulai dari halaman belakang rumah, sebuah oven, dan disertai dengan keinginan untuk membuat perubahan melalui seni.

Sekitar setahun kemudian, usaha itu mempekerjakan 30 warga lokal, membeli sampah plastik dari masyarakat setempat, dan menciptakan ratusan produk artistik setiap bulan.

Baca juga: Pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika Diduga Sebabkan Banjir, Ratusan KK Kena Dampak

"Daur ulang plastik sekali pakai tidak akan berhasil dalam jangka panjang karena produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih rendah - pada dasarnya ini adalah "down-cycling" dan akhirnya akan berakhir di tempat pembuangan sampah," kata Gjertson, yang berasal dari Minnesota, Amerika Serikat.

"Itu bukan lah tujuan kami, dan juga Lombok bila ingin mencegah masalah yang sudah dialami Bali.

"Tujuan kami adalah menggunakan seni untuk menciptakan produk-produk yang benar-benar meningkatkan nilainya dan memperpanjang siklus hidup plastik sekali pakai; produk-produk yang memiliki rasa desain yang kuat - dan juga mengedukasi turis dan masyarakat secara keseluruhan bahwa bahan-bahan yang tergeletak di sekitar bisa jadi bernilai, indah, dan bermanfaat."

Baca juga: Ada Protes Warga, Pembebasan Tanah Sirkuit Mandalika Jalan Terus

Sebuah wadah diciptakan menggunakan tutup air kemasan.Gary Meenaghan Sebuah wadah diciptakan menggunakan tutup air kemasan.
Plastik Kembali membuat aneka barang, mulai dari mangkuk dekoratif hingga tekstil tenunan, tas jinjing hingga tatakan gelas, rak handuk hingga wastafel dapur.

Katalog terbarunya bahkan mencantumkan sebuah bangku seharga Rp1,8 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com