Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plastik Kembali di Pulau Lombok, Olah Sampah Jadi Produk Seharga Jutaan Rupiah

Kompas.com - 08/02/2021, 10:10 WIB
Rachmawati

Editor

"Kami sering berbicara mengenai bagaimana mangkuk yang kami buat adalah pusaka keluarga yang baru karena bisa bertahan ratusan tahun," seloroh Gjertson, yang usahanya sudah menggunakan kembali sekitar 1.100 kg sampah plastik dan lebih dari 100.000 kantong plastik polietilen sekali pakai sejak Agustus lalu.

Inisiatif-inisiatif seperti Plastik Kembali, Invest Islands Foundation, dan Lombok Eco Craft menjadi alasan bagi pemerintah provinsi untuk yakin bahwa pulau tersebut kini siap untuk menghadapi lonjakan pariwisata - dan juga sampah - yang diperkirakan terjadi pada beberapa tahun mendatang.

Baca juga: Menelusuri Jejak Pamatan, Kota yang Hilang Saat Gunung di Lombok Meletus

Firmasyah S, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Nusa Tenggara Barat, mengatakan bahwa provinsi tersebut kini menjadi rumah bagi 372 bank sampah.

Adapun kesadaraan perlunya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab telah meningkat pesat dalam 10 tahun sejak Odist membuka Bank Sampah Mandiri NTB.

"Bila dibandingkan 10 atau 20 tahun yang lalu, tidak ada korelasinya," kata Firmansyah.

"Bahkan bila dibandingkan dengan lima tahun lalu, sudah banyak kesadaran di dalam masyarakat dan pemerintah. Kami memiliki suatu komunitas yang peduli akan sampah dan lingkungan serta aktif dalam kampanye dan edukasi.

Baca juga: Fakta Jamur Raksasa Seberat 10 Kg di Lombok, Tumbuh di Pinggir Sungai Tertutup Sampah Daun

"Kami sangat yakin tidak akan menjadi seperti Bali karena ada begitu banyak inisiatif di dalam komunitas setempat untuk membantu pemerintah: yaitu skema pengomposan sampah organik, bio-gas dari sampah dapur, batu bata ramah lingkungan, membuat bahan bakar dari limbah…"

Provinsi Nusa Tenggara Barat meluncurkan Program Bebas Sampah pada 2018 dengan dua tujuan, yaitu meningkatkan jumlah sampah yang dikelola secara bertanggung jawab, dari 20% menjadi 70% dalam lima tahun - dua tahun lebih cepat dari target nasional.

Sejak bulan lalu, pengelolaan sampah telah meningkat mendekati 40 persen.

"Betul, kami memasang target mengelola 100% sampah mulai 2023," tambah Firmansyah. "Itu adalah target kami. Mungkin targetnya ambisius, namun saya pikir kita perlu memasang target ambisius agar kita bekerja lebih keras."

Baca juga: Kadis Kesehatan Lombok Barat Positif Covid-19, padahal 2 Pekan Sebelumnya Divaksin

Sebelum pandemi COVID-19 menangguhkan pariwisata dari luar negeri, Lombok secara konsisten mencatat rata-rata penambahan jumlah pengunjung tahunan lebih dari 20% berbasis tahun-per-tahun.

Jumlah turis dari luar negeri ke Lombok setiap tahun sekitar satu juta orang memang masih lebih rendah dari jumlah yang di Bali, yaitu enam juta pengunjung. Namun Odist yakin, ketika makin populer, Lombok akan menjadi lebih makmur ketimbang tetangga di bagian Barat itu.

"Tentu saja, kami masih butuh lebih banyak lagi kolaborasi, tapi kami siap," ujarnya.

"Sebelum [pandemi] virus corona, orang-orang sudah lupa soal lingkungan dan terlalu sibuk kejar uang. Kini, kita punya waktu luang: waktu untuk bersih-bersih dan bersiap.

Baca juga: Warga Selamatkan Seekor Penyu yang Terjebak Jaring di Antara Tumpukan Sampah di Laut

Ilustrasi sampah plastik dan puntung rokok yang dikumpulkan di pantai Dok. Shutterstock/Will Day Ilustrasi sampah plastik dan puntung rokok yang dikumpulkan di pantai
"Setiap pulau punya aturan sendiri-sendiri, jadi sulit untuk membandingkan. Tapi Lombok memulai dari posisi yang lebih baik karena sudah memiliki sejumlah komunitas baru yang benar-benar peduli lingkungan."

Berkolaborasi dengan Odist, Invest Islands Foundation telah membantu menciptakan tiga sekolah ramah lingkungan di pulau itu dan yang keempat diperkirakan akan dibuka akhir tahun ini. Asril, manajer proyek tersebut, mengatakan bahwa kolaborasi adalah kunci.

"Satu dekade lalu cuma sedikit inisiatif kecil, namun sejak Program Bebas Sampah dimulai beberapa tahun lalu kami telah menyaksikan terbentuknya banyak proyek dan kampanye baru yang bertujuan untuk mengurangi dan penggunaan kembali sampah.

Baca juga: Ratusan Personel TNI dan Polri Angkut Sampah yang Sudah Sepekan Menumpuk di Pekanbaru

"Ada rasa kebersamaan yang besar di Lombok dan itu tercermin dalam kolaborasi antar inisiatif yang beragam, yang benar-benar membantu mereka untuk berkembang dan memberi dampak."

"Bila tren itu berlanjut dan generasi mendatang terus diedukasi mengenai perlunya tindakan yang bertanggung jawab dalam konsumsi yang bijak dan pembuangan sampah, saya yakin bahwa - walaupun populasi dan turis kian bertambah - kita bisa menghindari masalah seperti yang dihadapi Bali."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com