Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[JEJAK KASUS] Tragedi Pembunuhan 4 Orang Sekeluarga di Rembang

Kompas.com - 07/02/2021, 06:35 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Pada hari Kamis (4/2/2021) warga Desa Turusgede, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang, digemparkan dengan tewasnya seniman Anom Subekti bersama istri, anak dan cucunya.

Keempat korban tewas di Padepokan Seni Ongko Joyo yang juga merupakan kediaman korban.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan luka diduga bekas benda tumpul di tubuh para korban.

Baca juga: Keluarga Seniman Rembang Ditemukan Tewas di Tempat Tidur, Diduga Dianiaya Pakai Benda Tumpul

Harta benda milik korban tak hilang

Selain itu, tak secuil harta benda korban hilang. Diduga kuat, pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi dendam terduga pelaku.

"Dugaan sementara itu dendam karena kenapa yang menjadi korban yaitu satu keluarga namun tidak ada barang-barang yang berhasil diambil oleh pelaku. Jadi kesimpulan kami, ini adalah dendam yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban," kata Kapolres Rembang AKBP Kurniawan Tandi Rongre, Jumat (5/2/2021).

Baca juga: Pembunuh Seniman di Rembang beserta Istri, Anak, dan Cucu Diduga Lebih dari 1 Orang


Diduga dibunuh saat tidur

Berdasar dari hasil otopsi, polisi menemukan bekas luka benturan benda tumpul pada keempat jenazah.

Lalu, dari lokasi penemuan jenazah, diduga para korban dibunuh saat tertidur.

"Dugaan pembunuhan yang dilakukan dengan kekerasan penganiyaan dari hasil olah TKP menunjukkan, keempat korban ini dianiaya, terbukti dengan adanya lebam di tubuh korban yaitu di kepala, dan keempat korban ini hampir sama lebamnya di kepala, mengeluarkan darah dari hidung dan mulut," ungkap Rongre kepada wartawan, Jumat (5/2/2021).

Baca juga: TKP Pembunuhan Seniman Rembang Jauh dari Permukiman, Warga: Kalau Ada Apa-apa Enggak Terdengar

Pintu gerbang terbuka

Seperti diberitakan sebelumnya, keempat jenazah, yaitu Anom Subekti, Tri Purwati, Alfitri Saidatina dan Galuh Lintang ditemukan pertama kali oleh asisten rumah tangga bernama Suti.

Saat itu, menurut polisi, Suti datang ke rumah korban sekitar pukul 06.30 WIB.

Pintu gerbang rumah korban, menurut keterangan Suti kepada polisi, sudah dalam kondisi terbuka.

"Setelah masuk melihat pintu gerbang rumah pagar ini terbuka, kemudian masuk ke dalam memanggil-manggil, tapi tidak ada jawaban," terang Rongre.

Sidik jari pelaku terlacak

IlustrasiDigital Trends Ilustrasi

Sementara itu, polisi telah melacak sidik jari diduga milik pelaku. Kasat Reskrim Polres Rembang AKP Bambang Sugito mengungkapkan, dari hasil olah TKP, pelaku diduga lebih dari satu orang. 

"Nanti kami sampaikan, lebih dari satu (pelaku)," ucap Bambang Sugito kepada wartawan, Jumat (5/2/2021).

Hal itu terungkap dari jumlah sidik jari di lokasi kejadian.

"Sudah, sudah ada (sidik jari pelaku)," terangnya.

Baca juga: Sopir Minibus yang Videonya Viral Sengaja Serempet Polisi Dijerat Pasal Percobaan Pembunuhan

Munculnya perilaku kekerasan di luar nalar

Sementara itu, menurut psikolog dari Universitas Sebelas Maret Surakarta Rafika Nur Kusumawati, salah satu pemicu tindakan seseorang dipicu oleh pengalaman yang didapat dari orang lain.

"Apabila seseorang tidak memiliki kontrol diri yang kuat, perilaku yang keluar adalah kekerasan yang melukai orang lain. Bahkan, sangat mungkin tindakan itu di luar batas nalar kemanusiaan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/2/2021).

Baca juga: Semarang Banjir dan Longsor, 2 Orang Tewas, 10 Kecamatan dan Obyek Vital Terdampak

Seperti diketahui, saat ini polisi tengah mendalami kasus tersebut, termasuk motif dendam terduga pelaku terhadap korban.

"Kita masih dalam penyelidikan semuanya apakah orang dekat atau siapa tapi yang jelas dari keterangan-keterangan saksi ini semoga bisa memberikan petunjuk dalam waktu ke depan yang mungkin mudah-mudahan tidak terlalu lama bisa menangkap para pelaku daripada pembunuhan ini," ucap Rongre.

(Penulis: Kontributor Blora, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com