Pria berkulit coklat ini tak ingat kapan foto gubuknya diambil oleh tetangganya.
Namun yang pasti, setelah viral banyak pihak yang mengulurkan tangan. Salah satunya komunitas Nganjuk Peduli yang siap membantu.
“Rencana katanya mau dibangun rumah ukuran 4x6 meter (sama komunitas Nganjuk Peduli),” ujar Supri.
Ditempati sejak 2012
Supri merupakan warga asli Desa Mlilir. Ia menikahi Sriani, perempuan asal Kecamatan Lengkong sekitar tahun 2007.
Dari pernikahan ini, pasangan Supri-Sriani dikaruniai seorang anak laki-laki.
Supri sempat tinggal di kediaman orangtuanya dan sesekali menetap di rumah mertua.
Karena anak laki-lakinya semakin besar, Supri diminta oleh orangtuanya untuk menetap di gubuk tersebut yang berada di Desa Mlilir, Kecamatan Berbek.
Supri sehari-harinya bekerja serabutan. Pendapatnya tidak menentu, tergantung pekerjaan yang didapatkan.
Misalnya ketika menjadi kuli bangunan, imbalan yang diterima sekitar Rp 70.000. Adapun istri Supri tidak bekerja.
Karena ekonomi yang pas-pasan, Supri tak bisa membangun atau bahkan menyewa rumah.
Namun, dia tetap berupaya menyekolahkan anaknya. Saat ini anak Supri telah duduk di kelas 6 SD.
Hingga kini keluarga kecil itu masih tinggal di kandang sapi.
“Saya netap di sini (gubuk bekas kandang sapi) ketika anak sudah sekolah (TK) sekitar delapan tahun lalu,” jelas pria yang bekerja serabutan ini.
Asam dan garam sudah dilalui keluarga Supri selama tinggal di bekas kandang sapi.