Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal 3 Suara Dentuman di Januari 2021, Meteorit Jatuh di Lampung hingga Tanah Bergerak di Sukabumi

Kompas.com - 01/02/2021, 11:44 WIB
Rachmawati

Editor

"Saya sama suami langsung ke dapur. Di dinding bagian bawah ada batu," ujar dia, Jumat (29/1/2021).

Pada tanah tempat batu itu terjatuh terdapat cerukan bekas dihantam benda keras. Cerukan tersebut berdiameter 20 sentimeter dan berkedalaman enam sentimeter.

Baca juga: Meteorit Jatuh di Rumah Munjilah di Lampung, Ini Pesan Ahli untuk Warga

Merespons kejadian tersebut, peneliti dari Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) Robiatul Muztaba mendatangi rumah Munjilah. Peneliti mengambil sampel batu dengan mengikis batu diduga meteor jatuh itu.

Robiatul mengatakan, setelah proses penelitian berjalan, ia memastikan jika benda itu memang adalah batu meteorit.

"Benar, itu adalah batu sisa meteorit yang masuk ke bumi. Ada sejumlah ciri yang sesuai dengan benda antariksa," kata dia, Jumat (29/1/2021) malam.

Beberapa ciri yang mendukung jika batu itu adalah meteorit yakni memiliki kandungan logam yang dikenal dengan nama stony iron.

Baca juga: Heboh Batu Meteorit Hantam Rumah Munjilah di Lampung, Ada Kepulan Asap di Langit hingga Penjelasan Ahli

3. Dentuman di lokasi tanah bergerak di Sukabumi

Dentuman juga didengar oleh sejumlah warga di lokasi bencana tanah bergerak di Sukabumi pada Sabtu (30/1/2021) sekitar pukul 19.00 WIB.

Lokasi bencana tanah bergerak berada di Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi.

Getaran beberapa detik dirasakan warga di kaki Gunung Beser sebelum mendengar suara gemuruh disertai bunyi dentuman.

Akibat suara gemuruh warga yang bermukim pada ketinggian 930 meter dari permukaan laut (mdpl) panik.

Baca juga: Fakta di Balik Suara Dentuman di Lokasi Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi

"Iya, saya merasakan getaran, juga kaca jendela bergetar," kata Didin (68) kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya di Kampung Ciherang Kaler, Minggu petang. Ia dan istrinya kemudian keluar rumah.

"Saat di luar, saya mendengar suara gemuruh lalu ada bunyi dentuman," tutur Didin.

"Arah suara gemuruh seperti dari sawah, kalau dari sini arah timur. Tapi, belum tahu pastinya," sambung dia.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, pada pukul 19.00 WIB BMKG menerima catatan seismik bahwa telah terjadi pergerakan tanah berdurasi sekitar 7 detik.

"Tampak sangat jelas adanya rekaman seismik yang terjadi pada pukul 19.00.36 WIB hingga 19.00.43 WIB. Lama durasi rekaman seismik berlangsung cukup singkat hanya selama 7 detik," jelasnya, seperti dilansir dari Tribunnews.

Baca juga: Kesaksian Warga di Kaki Gunung Beser Merasakan Getaran Sebelum Bunyi Dentuman

Dugaan kuat, suara dentuman yang muncul dan membuat panik warga karena dipicu adanya aktivitas pergerakan tanah tersebut.

"Jadi dugaan kuat yang terjadi adalah adanya proses gerakan tanah yang cukup kuat hingga terekam di sensor gempa milik BMKG," ucapnya.

"Anomali seismik ini tampak sebagai gelombang frekuensi rendah (low frekuensi). Sepintas bentuk gelombangnya (waveform) seismiknya mirip rekaman longsoran atau gerakan tanah," jelas dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Luthfia Ayu Azanella, Ellyvon Pranita, Imam Rosidin, Tri Purna Jaya, Budiyanto | Editor : Inggried Dwi Wedhaswary, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Khairina, Robertus Belarminus, Aprillia Ika, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com