Strategi internal
Salah satu strategi yang cukup ampuh menjaga kelangsungan bisnis di tengah pandemi, menurut Gilang, adalah dengan mengalihkan pegawai di toko untuk menjaga pembelian secara daring.
Ada sekitar 15 orang yang bertugas di bagian ini.
Salah satu tugas mereka adalah memfasilitasi sekitar 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sementara di bagian produksi, ia menambah 40 penjahit baju untuk produk celana hingga jaket.
“Dari menjelang akhir tahun kemarin, Alhamdulillah penjualan konsisten di angka 10.000 barang terjual,” kata Gilang.
Dengan raihan tersebut, Gilang mengaku sangat yakin bahwa industri mode masih bisa berkembang meski di tengah situasi pandemi.
Dia pun berharap banyak pengusaha khususnya anak muda bisa memiliki optimisme serupa.
Kuasai ekosistem yang baru
Dari pengalamannya tersebut, menurut Gilang, sejumlah hal yang menjadi kunci beradaptasi di antaranya adalah menguasai ekosistem daring yang memiliki pasar lebih luas.
“Pelajari sistemnya, karena harus dipikirkan biaya iklan untuk promosi, konten dan lain sebagainya. Tentukan target market, harus tahu selera pasar dan perbanyak relasi," kata Gilang.
Selain itu, khusus anak muda, menurut Gilang, akan lebih baik apabila memiliki mentor yang punya pengalaman.
"Saya optimististis industri kreatif, industri fashion tetap bisa berkembang,” ujar dia.
Meski demikian, pemerintah juga dinilai berperan untuk mendorong pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM), agar berkembang dengan berbagai program, termasuk bantuan modal.