Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Bangkrut, Begini Strategi Pengusaha Fesyen Asal Bandung Menghindari PHK

Kompas.com - 22/01/2021, 17:12 WIB
Putra Prima Perdana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pandemi virus corona atau Covid-19 menuntut pelaku usaha di  industri fesyen segera beradaptasi.

Para pengusaha lokal di bidang mode itu dituntut mengubah strategi agar bisa menjaga kinerja bisnisnya tetap baik.

Menurut Gilang Permana Kencana (26), pemilik brand fesyen Motzint Original asal Bandung, perusahaan yang sehat bisa menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah pandemi yang saat ini terjadi.

Baca juga: Dalam 10 Hari, Sebanyak 931 Orang di Kota Bandung Positif Corona

Gilang mengatakan, pandemi selama hampir setahun sangat berpengaruh signifikan terhadap bisnis yang sudah dibangunnya sejak 2014 lalu.

“Tahun lalu (2020) toko offline terpaksa tutup. Penjualan ke luar kota juga enggak jalan. Reseller juga sama kondisinya, tidak bisa menjual barang,” kata Gilang saat dihubungi, Jumat (22/1/2021).

Pria yang sempat mengenyam pendidikan di STIE Tridharma itu sempat putus asa dan hampir memberhentikan beberapa pegawainya untuk menjaga keuangan perusahaan.

Namun, setelah mengubah beberapa kebijakan perusahaan, pemecatan alias PHK bisa dihindarkan.

Baca juga: Kisah Sarjana MIPA yang Jadi Pemulung, Mengecewakan Ibu hingga Raih Kalpataru

Jika dulu Motzint fokus mengandalkan penjualan secara offline di toko, maka sekarang ia menjaring ceruk pendapatan melalui daring (online) dengan memanfaatkan beberapa media marketplace.

Lambat laun, setelah menjalani proses di tengah pandemi, Motzint akhirnya bisa bertahan, bahkan meningkat dari sisi penjualan.

“Tadinya mau PHK, tapi pegawai kan punya keluarga juga, kasihan. Makanya saya coba pelajari bisnis di online, marketplace dan lain-lain. Alhamdulillah ada hasilnya dan saya juga enggak sampai merumahkan atau memberlakukan PHK kepada pegawai,” ujar Gilang.

 

Strategi internal

Salah satu strategi yang cukup ampuh menjaga kelangsungan bisnis di tengah pandemi, menurut Gilang, adalah dengan mengalihkan pegawai di toko untuk menjaga pembelian secara daring.

Ada sekitar 15 orang yang bertugas di bagian ini.

Salah satu tugas mereka adalah memfasilitasi sekitar 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sementara di bagian produksi, ia menambah 40 penjahit baju untuk produk celana hingga jaket.

“Dari menjelang akhir tahun kemarin, Alhamdulillah penjualan konsisten di angka 10.000 barang terjual,” kata Gilang.

Dengan raihan tersebut, Gilang mengaku sangat yakin bahwa industri mode masih bisa berkembang meski di tengah situasi pandemi.

Dia pun berharap banyak pengusaha khususnya anak muda bisa memiliki optimisme serupa.

Kuasai ekosistem yang baru

Dari pengalamannya tersebut, menurut Gilang, sejumlah hal yang menjadi kunci beradaptasi di antaranya adalah menguasai ekosistem daring yang memiliki pasar lebih luas.

“Pelajari sistemnya, karena harus dipikirkan biaya iklan untuk promosi, konten dan lain sebagainya. Tentukan target market, harus tahu selera pasar dan perbanyak relasi," kata Gilang.

Selain itu, khusus anak muda, menurut Gilang, akan lebih baik apabila memiliki mentor yang punya pengalaman.

"Saya optimististis industri kreatif, industri fashion tetap bisa berkembang,” ujar dia.

Meski demikian, pemerintah juga dinilai berperan untuk mendorong pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM), agar berkembang dengan berbagai program, termasuk bantuan modal.

 

Hal tersebut ditanggapi secara positif oleh Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

Dia mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, banyak masyarakat berinovasi melakukan kegiatan ekonomi yang secara langsung bisa membuka lebih besar peluang kerja.

“Banyak (kegiatan ekonomi yang terbentuk). Rekrutmen tenaga kerja bisa tetap dilakukan karena ternyata usaha mereka bagus, order ada terus,” kata dia.

Yana menambahkan, Pemerintah Kota Bandung pun akan terus mendorong pelaku usaha agar mampu berkembang di tengah pandemi, serta menjadi mitra pemerintah untuk mengentaskan masalah pengangguran.

“Pada dasarnya, kami memberikan apresiasi dan memberikan semangat bagi masyarakat yang tetap optimistis dan terus berinovasi di tengah pandemi,” kata Yana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com